Dollar AS Melempem, Harga Minyak Dunia Mulai Merangkak Naik

Kamis, 15 Oktober 2020 | 07:44 WIB
Dollar AS Melempem, Harga Minyak Dunia Mulai Merangkak Naik
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia naik 2 persen setelah dollar AS menyudahi penguatannya yang dapat meningkatkan harga minyak mentah dunia.

Mengutip CNBC, Kamis (15/10/2020) harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Desember, patokan internasional, ditutup melesat 88 sen atau 2,07 persen menjadi 43,33 dollar AS per barel.

Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, ditutup melejit 84 sen, atau 2,1 persen, menjadi 41,04 dollar AS per barel.

Sebelumnya pada sesi Senin, kedua patokan tersebut anjlok hampir 3 persen.

Baca Juga: Ekonomi China Mulai Kuat, Harga Minyak Dunia Merangkak Naik

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, produsen minyak akan mulai mengurangi pembatasan produksi seperti yang direncanakan pada Januari meski ada lonjakan kasus virus corona.

China, importir minyak mentah terbesar dunia, menerima 11,8 juta barel per hari (bph) minyak pada September, naik 5,5 persen dari Agustus dan melejit 17,5 persen dari tahun sebelumnya, tetapi masih di bawah rekor tertinggi 12,94 juta bph pada Juni, menurut data bea cukai.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam World Energy Outlook bahwa dalam skenario utamanya, vaksin dan terapi dapat berarti ekonomi global pulih pada 2021 dan permintaan energi pulih pada 2023.

Tetapi di bawah "skenario pemulihan yang tertunda," dikatakan bahwa pemulihan permintaan energi didorong kembali ke 2025.

Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) memangkas perkiraan permintaan minyaknya, dengan alasan dislokasi ekonomi yang disebabkan virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Pekerja Tambang di Norwegia Mogok Kerja, Harga Minyak Dunia Ambles

Dalam laporan bulanan, disebutkan permintaan minyak akan naik 6,54 juta barel per hari tahun depan menjadi 96,84 juta barel per hari, atau kurang sekitar 80.000 barel per hari dari ekspektasi sebulan lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI