Suara.com - Harga minyak mentah dunia berbalik arah dengan menguat 2 persen. Naiknya harga minyak ini disebabkan data ekonomi China yang mulai kuat kembali usai mendapat tekanan dari virus corona atau Covid-19.
Mengutip CNBC, Rabu (14/10/2020) Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 73 sen, atau 1,8% menjadi 42,45 dollar AS per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) patokan Amerika Serikat (AS) melambung 77 sen, atau sekitar 2 persen menjadi 40,20 dollar AS per barel.
Sebelumnya pada sesi Senin, kedua patokan tersebut anjlok hampir 3 persen.
Baca Juga: Pekerja Tambang di Norwegia Mogok Kerja, Harga Minyak Dunia Ambles
China, importir minyak mentah terbesar dunia, menerima 11,8 juta barel per hari (bph) minyak pada September, naik 5,5 persen dari Agustus dan melejit 17,5 persen dari tahun sebelumnya, tetapi masih di bawah rekor tertinggi 12,94 juta bph pada Juni, menurut data bea cukai.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam World Energy Outlook bahwa dalam skenario utamanya, vaksin dan terapi dapat berarti ekonomi global pulih pada 2021 dan permintaan energi pulih pada 2023.
Tetapi di bawah "skenario pemulihan yang tertunda," dikatakan bahwa pemulihan permintaan energi didorong kembali ke 2025.
Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) juga memperkirakan pemulihan permintaan yang lebih lambat.
Dalam laporan bulanan, disebutkan permintaan minyak akan naik 6,54 juta barel per hari pada tahun depan menjadi 96,84 juta barel per hari, atau kurang sekitar 80.000 barel per hari dari ekspektasi bulan lalu.
Baca Juga: Belanja Sembako, Ini Promo Menarik untuk Beras hingga Minyak Goreng