Suara.com - Harga minyak dunia masih berada di atas 43 dolar AS per barel karena dukungan dari penghentian produksi menjelang badai di Teluk Meksiko, serta kemungkinan pemotongan pasokan dari Arab Saudi dan Norwegia.
Pasar meroket pada sesi petang karena laporan Dow Jones bahwa Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk berbalik arah atas rencana peningkatan produksi OPEC awal tahun depan.
Mengutip CNBC, Jumat (9/10/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 1,35 dolar AS atau 3,2 persen menjadi 43,34 dolar AS per barel, setelah jatuh 1,6 persen.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat 1,24 dolar AS, atau 3,1 persen menjadi 41,19 dolar AS per barel setelah merosot 1,8 persen pada sesi Rabu.
Baca Juga: Meksiko Diserang Badai Lagi, Harga Minyak Meroket 3 Persen
Minyak juga mendapat dukungan dari prospek penghentian produksi yang lebih banyak di Laut Utara karena aksi mogok pekerja.
Perusahaan minyak dan petinggi serikat pekerja mengatakan akan bertemu dengan mediator yang ditunjuk negara dalam upaya kedua belah pihak berharap akan mengakhiri aksi mogok yang mengancam untuk memotong produksi minyak dan gas Norwegia sekitar 25 persen.
Organisasi Negara Eksportir Minyak terbebani oleh lonjakan produksi di Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari pemotongan output, serta peningkatan kasus virus corona di banyak wilayah di dunia.