Suara.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengembangkan energi alternatif sebagai bahan bakar pembuatan semen. Hal tersebut juga sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan batu bara.
Melalui unit usahanya yaitu PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) pada tanggal 30 September 2020, telah menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta dan PT Unilever Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah domestik di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa Refused Derived Fuel (RDF).
Kerjasama tersebut dilaksanakan pada zona tertentu di TPST Bantargebang yang telah berusia lebih dari 10 tahun.
Direktur Produksi SMGR, Benny Wendry mengatakan, proses mengubah sampah menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan, lalu dikirim ke lokasi Pabrik SBI di Narogong, Jawa Barat untuk dicacah, dan melalui proses pengurangan kadar kelembaban dengan campuran material lain guna menghasilkan RDF yang memenuhi standar kualitas alternatif bahan bakar untuk pabrik semen.
"Produk RDF yang akan dihasilkan dari proyek awal ini minimum 1.000 ton/bulan, dimana 80-90 persen nya terdiri dari sampah plastik yang akan dimanfaatkan oleh SBI sebagai sumber energi alternatif," kata Benny dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Benny menambhkan, Selain Pabrik Narogong Jawa Barat, penggunaan bahan bakar alternatif juga telah digunakan di PT Semen Padang di Sumatera Barat, PT Semen Tonasa di Sulawesi Selatan, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Pabrik Cilacap, PT Solusi Bangun Andalas (SBA) di Aceh serta SIG Pabrik Tuban Jawa Timur.
Semen Padang dan Semen Tonasa memanfaatkan sekam padi dan serbuk gergaji. SBA menggunakan sekam padi, SBI Pabrik Cilacap memanfaatkan sampah kota sebagai energi alternatif.
SBI Pabrik Cilacap menjadi pelopor program pengolahan dan pemanfaatan sampah kota menjadi Refused Derived Fuel (RDF) melalui kerja sama dengan Pemkab Cilacap, Pemerintah Denmark, Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR, dan Kementerian LHK.
Sedangkan SMGR Pabrik Tuban penggunaan biomassa menjadi bahan bakar alternatif dilakukan sejak tahun 2008. Biomassa yang dipakai adalah sekam padi, cocopeat (sabut kelapa), serbuk gergaji, limbah tembakau, biji jagung. Limbah pertanian tersebut diambil dari Kabupaten Tuban, Lamongan, Bojonegoro dan Banyuwangi.
Baca Juga: Masyarakat Dapat Untung dari Jual Sampah Lewat JakOne Artri
Selain lebih efisien jika dibandingkan dengan batu bara, penggunaan bahan bakar alternatif ini juga memberdayakan petani dan warga di sekitar pabrik.