Konsumsi Terus Turun, BBM Premium Bakal Ditiadakan?

Senin, 05 Oktober 2020 | 21:43 WIB
Konsumsi Terus Turun, BBM Premium Bakal Ditiadakan?
Ilustrasi. [Antara/Indrianto Eko Suwarso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pertamina (Persero) terus berupaya mengurangi konsumsi BBM jenis premium. Bahkan, hingga saat ini, konsumsi BBM Premium terus alami penurunan.

CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid memaparkan, konsumsi BBM Premium pada 2019 tercatat sebesar 90 ribu kilo liter per hari.

Namun pada September 2020, lanjutnya, konsumsi premium turun drastis sebesar 23 ribu kilo liter per harinya.

"Kami tetap comply dengan regulasi dan kami berusaha melakukan pola-pola marketing penyaluran premium tepat sasaran sehingga hasilnya premium dari 30.000 per hari menjadi hari ini di 23.000 KL per hari," ucap Ma'sud dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (5/10/2020).

Baca Juga: Bila Premium - Pertalite Dihapus Bisa Picu Kenaikan Tarif Transportasi

Menurut Mas'ud, untuk empat tahun ke depan diramalkan konsumsi BBM premium terus turun yang mana konsumsinya hanya 13,8 ribu kilo liter per harinya.

"Jadi premium di sini sudah kurang dari setengahnya pertamax. Jadi pertamax yang asalnya hari ini 10.000 KL per hari menjadi 20 ribu-30 ribu KL per hari," jelas dia.

Dalam hal ini, Mas'ud memiliki upaya-upaya untuk menekan pemakaian BBM Premium. 

Salah satunya memberikan diskon kepada masyrakat yang menggunakan BBM jenis pertalite dan pertamax.

Selain itu, tambahnya, Pertamina meluncurkan program Langit Biru, yang mana menjual pertalite sama dengan harga premium.

Baca Juga: BBM Premium Dihapus, Pengamat Energi: Masyarakat Kita Nurut dan Pemaaf

"Yang berhak mendapatkan pertalite harga sama dengan premium adalah, seluruh motor. Ke depannya, motor cc besar mungkin kami kurangi. Yang kedua adalah seluruh angkot plat kuning. Yang ketiga adalah seluruh taksi plat kuning. nah mobil mobil di luar itu tetap mendapatkan Pertalite harga normal," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI