Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi inti mengalami tren penurunan yang diakibatkan pandemi virus corona atau Covid-19.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, terus menurunnya laju inflasi inti disebabkan karena permintaan yang sangat rendah atau daya beli masyarakat yang kurang selama adanya wabah Covid-19.
"Dari sisi pasokan cukup, tapi dari sisi permintaan nampaknya daya beli masyarakat masih rendah yang ditunjukkan inflasi inti kembali turun pada September 2020," kata Kecuk dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (1/20/2020).
BPS mencatat telah terjadi deflasi selama tiga bulan berturut-turut. Deflasi terjadi pada Juli sebesar 0,10 persen, Agustus 0,05 persen, dan September 0,05 persen.
Baca Juga: Inflasi Tahunan 1,54 Persen, Terendah Sejak 20 Tahun Lalu
Sehingga sepanjang tahun ini laju inflasi baru mencapai 1,86 persen saja, ini merupakan laju inflasi yang tergolong rendah.
Bandingkan dengan posisi Agustus 2020 dimana laju inflasi sebesar 2,03 persen dan Juli 2020 sebesar 2,07 persen.
Bahkan jika dibandingkan secara tahunan laju inflasi mencapai 3,32 persen di September 2019, Agustus 2019 sebesar 3,30 persen, dan Juli 2020 sebesar 3,18 persen.
Sehingga dirinya mengungkapkan laju inflasi inti hingga September 2020 telah mencapai 1,32 persen. Inflasi inti ini terendah sejak 2004 atau pertama kali ketika BPS dan Bank Indonesia mulai menghitung pergerakan inflasi inti.
Baca Juga: Daya Beli Anjlok, BPS Catat Inflasi Juni 0,18 Persen