1 Juta Orang Tewas karena Corona, Harga Minyak Dunia Anjlok

Rabu, 30 September 2020 | 08:04 WIB
1 Juta Orang Tewas karena Corona, Harga Minyak Dunia Anjlok
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia kembali anjlok lebih dari 3 persen karena sentimen buruk kasus baru virus corona atau Covid-19 yang meningkat cukup tajam dalam beberapa hari ke belakang.

Meroketnya kasus positif Covid-19 di dunia ini tentu mempengaruhi permintaan bahan bakar sehingga membuat harga minyak jatuh.

Mengutip CNBC, Rabu (30/9/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk kontrak pengiriman November, ditutup merosot 1,40 dolar AS atau 3,3 persen, menjadi 41,03 dolar AS per barel, sedangkan kontrak Brent yang lebih aktif untuk Desember menyusut 3,1 persen menjadi menetap di 41,56 dolar AS per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 1,31 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi 39,29 dolar AS per barel.

Baca Juga: Stok Minyak Berlimpah, Tren Sewa Kapal Tanker Penyimpanan Ikut Naik

Kejatuhan harga tersebut terjadi menjelang rilis data persediaan minyak AS dari American Petroleum Institute (API) dan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika yang diperkirakan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebanyak 1,6 juta barel pekan lalu.

Lebih dari satu juta orang meninggal di seluruh dunia karena Covid-19.

Kota New York akan mengenakan denda pada orang-orang yang menolak memakai masker karena tingkat tes positif virus corona melonjak di atas 3 persen untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, kata Walikota Bill de Blasio.

"Lansekap Covid yang berkembang adalah risiko penurunan besar-besaran bagi harga minyak mentah," kata Craig Erlam, analis OANDA.

Kepala trading house terbesar di dunia itu memperkirakan pemulihan permintaan minyak bakal melambat dan harga minyak flat dalam beberapa bulan mendatang, bahkan mungkin beberapa tahun mendatang.

Baca Juga: Stok Bahan Bakar AS Menyusut, Harga Minyak Merangkak Naik

Bentrokan antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh juga membuat pasar gelisah. Jika konflik tersebut memanas, itu bisa mempengaruhi ekspor migas dari Azerbaijan.

Di Libya, sementara itu, ladang minyak Sarir memulai kembali produksi, tutur kepala perusahaan yang mengoperasikannya, setelah pasukan timur mencabut blokadenya selama delapan bulan kemarin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI