Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada Senin ini masih berpotensi menguat terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, dolar AS yang mulai tertekan sejak kemarin bisa menjadi pendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Ia menjelaskan, pelemahan dolar AS dipicu oleh kelanjutan rencana stimulus paket dua AS dengan proposal terbaru senilai 2,2 triliun dolar AS dari Partai Demokrat yang akan dirundingkan dengan Republik.
Stimulus AS ini, lanjutnya, akan membantu pemulihan ekonomi di AS dan memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko.
Baca Juga: Lurah Kaya Menikah, Beri Mahar Miliaran Rupiah untuk Kekasihnya
"Rupiah berpotensi berbalik menguat bila sentimen pelemahan dolar AS berlanjut dengan potensi kisaran Rp 14.800 - Rp 14.900," ujar Ariston dalam riset hariannya, Selasa (29/9/2020).
Di sisi lain, tambah Ariston, kemarin rupiah mendapatkan tekanan karena kekhawatiran pasar terhadap perlambatan pemulihan ekonomi di Indonesia.
Kekhawatiran ini masih bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg pergerakan rupiah pada Senin kemarin (25/9/2020) berada di level Rp 14.900 per dolar AS. Level itu melemah dibanding pergerakan Jumat pekan sebelumnya di level Rp 14.872 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Senin kemarin berada di level Rp 14.959 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Jumat pekan sebelumnya yang di level Rp 14.951 per dolar AS.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah Mendekati Rp 15.000 per Dolar AS