Ini Alasan Gubernur BI Optimis Ekonomi Indonesia Membaik Meski Perlahan

Senin, 28 September 2020 | 13:57 WIB
Ini Alasan Gubernur BI Optimis Ekonomi Indonesia Membaik Meski Perlahan
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis perekonomian nasional secara perlahan akan terus menunjukkan perbaikan, meski secara lambat.

Sikap optimis tersebut kata dia secara gamblang terlihat dari kinerja beberapa indikator ekonomi yang menunjukan pemulihan seperti Purchasing Managers Index (PMI) serta ekspor non migas sepanjang Kuartal III.

"Ada perbaikan dari Purchasing Managers Index kemudian juga ada perbaikan dari sisi kinerja ekspor nonmigas," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, Senin (28/9/2020).

Sehingga kata dia kondisi perekonomian sepanjang Kuartal III akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi Kuartal II yang dimana pada periode tersebut ekonomi ambles 5,32 persen.

Baca Juga: BRIsyariah terus Permudah Upaya UMKM untuk Pulihkan Ekonomi

"Perbaikan di triwulan ketiga akan berjalan secara perlahan," ujar Perry.

Pemerintah kata dia akan terus memberikan stimulus keuangan bagi sektor ekonomi dari pagebluk virus corona atau Covid-19.

"Pemberian stimulus ini bisa mengindari penurunan yang lebih tajam dan memberikan perbaikan dan memang secara bertahap," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan tumbuh negatif.

Dari prediksi terbarunya, Sri Mulyani mengatakan hingga akhir September 2020 atau kuartal III pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh -2,9 persen hingga -1,0 persen.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Daerah, Menperin Dukung Program BBK Murah

"Forecast terbaru kita pada September -2,9 persen hingga -1,0 persen ini artinya negatif teritori kemungkinan pada kuartal III," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita melalui video teleconference di Jakarta, Selasa (22/9/2020).

Alasan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mematok angka tersebut karena pemulihan ekonomi pada kuartal tersebut masih jauh dari harapan.

Semisal tentang konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh negatif, meski pertumbuhannya lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya.

Kedua, konsumsi pemerintah di kuartal III-2020 naik tajam seiring percepatan realisasi belanja pemerintah. Ketiga, investasi sedikit lebih baik, tapi masih lemah tercermin dari indikator aktivitas bangunan, impor barang modal, dan penjualan kendaraan niaga.

"Perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan membuat investasi masih wait and see," katanya.

Keempat, perdagangan internasional masih turun tajam, terutama perbaikan PMI mempengaruhi walau pun masih tumbuh negatif.

Kelima, aktivitas pariwisata masih rendah, menekan sektor transportasi, hotel dan restoran. Keenam, sektor pertanian, informasi dan komunikasi dan berbagai sektor jasa mampu tumbuh positif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI