Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Dilakukan untuk Menunjang Pertanian

Sabtu, 26 September 2020 | 14:02 WIB
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Dilakukan untuk Menunjang Pertanian
Ilustrasi saluran irigasi. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dilakukan untuk menunjang pertanian. Hal inilah yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, di Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kawasan itu mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP), yang sebelumnya hanya 200, maka dengan RJIT petani mampu tanam 3 kali dalam setahun (IP 300).

“Pertanian tidak boleh berhenti. Dalam kondisi apa pun, pertanian harus dilakukan, karena pertanian menghasilkan pangan yang dibutuhkan manusia. Untuk menjaga pertanian agar terus berproduksi, Kementerian Pertanian melakukan RJIT. Tujuannya, agar pasokan air ke lahan pertanian terus terjaga,” katanya, Jakarta, Sabtu (26/9/2020).

Hal senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

Baca Juga: Lahan di Sumba Timur Dilanda Kekeringan, Kementan Beri Masukan

“RJIT bukan hanya membenahi saluran irigasi yang rusak, tapi juga memaksimal air yang tersedia untuk menambah luas tanam, termasuk juga indeks pertanaman,” terangnya.

Ilustrasi saluran irigasi. (Dok : Kementan)
Ilustrasi saluran irigasi. (Dok : Kementan)

Menurutnya, RJIT dilakukan karena saluran air di lokasi mengalami kerusakan. Akibatnya pemanfaatan air tidak dapat dirasakan secara merata oleh para petani. 

“Setelah saluran diperbaiki, kebutuhan air untuk lahan pertanian di sekitar dapat terpenuhi dengan baik dan merata,” katanya.

Kegiatan RJIT di Desa Sukamaju dilakukan Kelompok P3A Bintang Mukti yang diketuai Udin Tajudin.

Luas oncoran sebelum ada RJIT adalah 35 hektare, sementara Luas oncoran sesudah adalah 50 hektare. Provitas yang awalnya 5,8 ton per hektare, meningkat menjadi 6,2 ton per hektare.

Baca Juga: Kementan Siapkan Skema agar Pupuk Subsidi Diterima Petani yang Membutuhkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI