Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bisnis angkutan logistik sedang anjlok akibat pandemi Covid-19 ini. Hal ini dikarenakan turunnya permintaan dan aktivitas ekspor-impor yang membuat distribusi barang juga sepi.
Selain itu, berdasarkan data BPS, sektor transportasi dan pergudangan juga yang paling dalam terkontraksi akibat pandemi.
"Lemahnya ekonomi tentu pengaruh ke suplai chain dan pengangkutan logistik nasional, berdasarkan data BPS, sektor transportasi pergudangan kontraksi paling dalam sebanyak 30,8 persen. Salah satunya penurunan ekspor 12,6 persen, impor kontraksi 16,9 persen," ujar Menhub dalam sebuah diskusi yang ditulis, Jumat (25/9/2020).
Lebih lanjut, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini menuturkan, sepinya distribusi barang juga karena ada pembatasan PSBB di berbagai daerah.
Baca Juga: Menhub Wajibkan Pesepeda Pasang Spakbor, Kecuali Jenis Sepeda Ini
Sehingga, membuat daya beli masyarakat turun dan berimbas pada berkurangnya aktivitas produksi dan distribusi.
Kendati begitu, Menhub menyebut, pada masa pandemi aktivitas logistik harus tetap berjalan karena untuk menjaga ketersediaan bahan pokok.
"Kami memang ingin ketahanan ini harus dijaga, dan pemerintah serta pengusaha harus menghadapi satu adaptasi kebiasaan baru," pungkas dia.