Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada jelang akhir pekan ini berbalik menguat terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, sentimen penguatan dolar AS terlihat berkurang pagi ini setelah pasar mulai kembali masuk ke bursa saham AS yang mendorong kenaikan indeks saham AS semalam. Pagi ini indeks saham Asia juga terlihat bergerak menguat mengikuti sentimen tersebut.
Sehingga, tambah Ariston, sentimen bisa membantu penguatan nilai tukar regional termasuk rupiah terhadap dolar AS.
Selain itu, berita terbaru menyebutkan Partai Demokrat AS bersiap mengajukan proposal stimulus sebesar 2,4 triliun dolar AS untuk dinegosiasikan dengan rivalnya.
Baca Juga: Rupiah Terkapar Lagi, Nyaris Tembus Rp 15.000 per Dolar AS
Paket stimulus fiskal kedua AS ini sangat ditunggu pasar dan menjadi berita positif karena banyak ekonom mengatakan pemulihan ekonomi AS akan terganggu bila tidak ada stimulus lagi karena kondisi pandemi masih berlangsung.
"Rupiah berpotensi bergerak di level Rp 14.750 - Rp 14.900," ujar Ariston dalam riset hariannya, Jumat (25/9/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Kamis kemarin (23/9/2020) berada di level Rp 14.890 per dolar. Level itu melemah dibanding pergerakan Rabu sebelumnya di level Rp 14.815 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Kamis kemarin berada di level Rp 14.949 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Rabu sebelumnya yang di level Rp 14.835 per dolar AS.
Baca Juga: Kasus Corona Bertambah, Nilai Tukar Rupiah Makin Loyo