Sabar, Kondisi Ekonomi Indonesia Baru Pulih Tahun 2023

Rabu, 23 September 2020 | 15:41 WIB
Sabar, Kondisi Ekonomi Indonesia Baru Pulih Tahun 2023
Ilustrasi kondisi ekonomi RI.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Eksekutif 1 Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) Raden Pardede mengatakan, ekonomi Indonesia baru akan pulih pada tahun 2023 mendatang.

Lamanya proses pemulihan ini kata dia sangat bergantung akan penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah sekaligus berharap bahwa vaksin Covid-19 bisa segera ditemukan.

"Harapan kita, kita punya target tahun 2023, rencana jangka menengah kita. Kita harus kembali ya bertumbuh seperti halnya kita seperti sebelum Covid-19," kata Pardede dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (23/9/2020).

Kata Pardede pemerintah saat ini tengah membuat rancangan rencana kerja jangka menengah dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Setidaknya kata dia ada 3 garis besar dalam rencana kerja menengah tersebut yakni Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Bertumbuh dan Transformasi.

"Kenapa kami tambahkan di situ transformasi karena kami sebutkan tadi bahwa perilaku manusia itu berubah semenjak Covid-19 ini. Terjadi percepatan adopsi teknologi, terutama adopsi teknologi digital," kata Raden.

Pardede menyebut akibat pandemi Covid-19, struktur ekonomi berubah dratis, sehingga lanjut Pardede pemerintah perlu untuk merubah mind set prilaku ekonomi nasional.

"Struktur ekonomi kita tidak sama lagi seperti halnya sebelum Covid-19, berarti kita harus menyiapkan itu mulai sekarang supaya bisa bertumbuh, bertransformasi, dan berkompetisi di pasar global berdaya saing tinggi," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menilai perekonomian masih akan berat untuk bergerak dari pagebluk virus corona.

Baca Juga: Akibat Corona, Kondisi Ekonomi Terburuk Sejak Perang Dunia ke II

Sri Mulyani Indrawati mengatakan setidaknya ada 3 faktor pemberat yang membuat gerak ekonomi tak leluasa akibat pandemi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI