Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Beberapa upaya yang telah dilakukan seperti bantuan benih unggul, alat mesin pertanian dan pupuk.
Selain memberikan bantuan tersebut, saat ini Kementan juga juga fokus mengantisipasi kekurangan air irigasi yang sering terjadi terutama pada musim kemarau, sehingga banyak membangun dam parit, salah satunya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan program dan bantuan dam parit yang dijalankan Kementan bertujuan untuk meningkatkan luas areal tanam dan peningkatan angka produksi pertanian.
Pasalnya, air irigasi merupakan faktor utama berhasil dan tidaknya usaha pertanian dan kunci meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas dan perluasan areal tanam baru sehingga produksi pangan terus meningkat.
Baca Juga: DPR : Alsintan Jadi Terobosan Kementan Tingkatkan Nilai Tambah Petani
"Dengan adanya dam parit air sungai dapat ditahan dan ditampung untuk selanjutnya dapat dialirkan ke lahan pertanian. Untuk itu yang menjadi skala prioritas alokasi kegiatan embung pertanian adalah pada lokasi yang rawan terdampak bencana kekeringan akibat anomali iklim," beber Sarwo.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sinar Sawargi, Warsidi mengungkapkan program Kementan dalam meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas dan bertambahnya luas tanam melalui bantuan dam parit sangat memberikan solusi nyata bagi petani di Kabupaten Bandung khususnya petani di Poktan Sinar Sawargi.
Pembangunan dam parit telah mengatasi kekurangan air di lahan pertanian yang selama ini merupakan masalah klasik yang dihadapi petani pada musim kemarau.
"Para petani melalui ketua kelompok dan penyuluh pertanian menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo, Dirjen PSP Sarwo Edi dan Direktur irigasi Rahmanto yang sudah mengalokasikan bantuan pembangunan dam parit. Dulu untuk peroleh air irigasi cukup susah dan produksi padi tidak banyak, tapi kini lahan terairi bertambah luas dan produksi naik," demikian dikatakan Warsidi di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (23/9/2020).
Warsidi menjelaskan dalam mempercepat pembangunan dam parit bantuan Kementan tersebut, para petani sangat antusias melakukan swadaya tenaga sehingga dam parit dengan cepat selesai dibangun. Alhasil, luas lahan yang terairi bertambah luas dan produksi padi pun meningkat karena tanaman mendapatkan asupan air irigasi yang cukup bahkan melimpah.
Baca Juga: Lahan di Sumba Timur Dilanda Kekeringan, Kementan Beri Masukan
"Sebelum adanya pembangunan dam parit produktivitas padi hanya mencapai 5 ton perhektar, tapi sekarang bisa mencapai 6 ton. Luas lahan sebelumnya yang terairi hanya mencapai 30 hektar sekarang bisa mengairi hingga 50 hektar," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan pembangunan dam parit untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah sehingga mampu meminimalisir kerugian petani
"Dengan dam parit, kebutuhan air untuk pertanian menjadi terpenuhi, utamanya saat musim kemarau. Oleh karena itu, pembangunan dam parit harus dekat kawasan pertanian sebagai upaya konservasi air yang tepat guna," tegasnya.
"Pun tidak terlepas dari pengelolaan dan pemeliharaan yang baik dari Poktan yang ada di sekitar dam parit, semua harus bersama-sama menjaganya,” pinta SYL.