Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membahas pertemuan Indonesia dengan negara G-20 dalam konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) Edisi September 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (22/9/2020).
Pertemuan gabungan antara Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan atau Joint Finance and Health Ministers negara anggota G-20 ini, membahas fokus mengenai Covid-19 yang menjadi persoalan global yang menghilangkan ekonomi dunia sebesar USD 8,8 triliun atau setara 9,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.
Indonesia sendiri, akibat pandemi corona, telah membuat pertumbuhan ekonomi kuartal II terkontraksi 5,32 persen, sedangkan negara lain kontraksinya lebih dalam.
"Ekonomi global yang telah tergerus Covid mencapai 8,8 triliun dolar AS," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Jokowi: Ekonomi Global Penuh dengan Ketidakpastian
Untuk itu, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, peran serta negara-negara dunia manjadi penting dilakukan untuk melawan wabah virus yang awal mula muncul di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China tersebut.
"Untuk menyelesaikan, tidak mungkin ada negara yang dibiarkan karena ini adalah pandemi," ucapnya.
"Kalau ada negara yang tidak siap atau tidak bisa menangani, dia akan menjadi titik lemah bagi penanganan Covid seluruh dunia. Oleh karena itu, kita mengharapkan kerjasama regional dan global," tambah dia.
Lebih lanjut Sri Mulyani menambahkan, dalam pertemuan tersebut WHO mengestimasi bahwa pendanaan sebesar USD 914 miliar diperlukan untuk mengatasi kesenjangan negara-negara yang belum memiliki kesiapan menangani Covid hingga 5 tahun ke depan.
"Termasuk bagaimana vaksin covid-19 akan ditemukan, bagaimana negara-negara mendapatkannya, terutama negara miskin yang tidak memiliki dana dan lembaga riset dan bagaimana distribusinya," ucapnya.
Baca Juga: Jokowi Bicara Ekonomi Global: Tak Semakin Mudah, Tapi Makin Sulit
Pasien positif covid-19 di dunia telah mencapai 31,2 juta orang. Sebanyak 963 ribu pasien meninggal dunia dan 21,3 juta di antaranya dilaporkan sembuh.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Selasa (22/9/2020), lima negara dengan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat (6,8 juta kasus), India (5,4 juta), Brasil (4,5 juta), Rusia (1,1 juta), dan Peru (768 ribu).
Kasus di India tampak semakin parah dengan total 5,4 juta kasus. Jumlah kasus COVID-19 di India adalah yang tertinggi di Asia.
Sementara jumlah pasien baru terkonfirmasi positif virus corona covid-19 di Indonesia terus bertambah, pada Selasa (22/9/2020) per pukul 12.00 WIB selama 24 jam terjadi penambahan kasus positif sebanyak 4.071 orang.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ribuan orang yang terinfeksi Virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 ini menambah kasus positif secara akumulatif sejak kasus pertama menjadi total 252.923 orang.
Angka penambahan tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 43.896 spesimen hari ini, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 2.994.069 spesimen.