Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mendorong perkembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam negeri, menurut dia saat ini porsi keuangan syariah nasional masih sangat rendah padahal Indonesia merupakan negara dengan potensi ekonomi syariah cukup besar.
"Kembangkan ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya tugas pemerintah tetapi suatu kepedulian seluruh pemangku kepentingan," kata Sri Mulyani pada pembukaan acara forum riset ekonomi dan keuangan syariah secara virtual, Senin (21/9/2020).
Untuk itu kata Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) ini dirinya mendorong industri syariah untuk melek teknologi dalam mengembangkan potensi yang ada.
"Pengaruh teknologi ini diharapkan akan mengakselerasi pembangunan ekonomi keuangan syariah, termasuk dari sisi inklusi keuangan," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: LinkAja Beri Pelatihan Virtual Layanan Syariah ke UMKM
Bekas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, sebelum terjadi covid, perbankan syariah Indonesia telah bukukan kinerja cukup baik dengan pertumbuhan double digit dengan market share di atas 5 persen.
Namun di saat terjadi covid-19 seluruh industri keuangan termasuk perbankan konvensional dan perbankan syariah melakukan perubahan dalam rencana pertumbuhan mereka diakibatkan risiko akibat covid-19.
"Pandemi ini tidak hanya masalah kesehatan dan mengancam jiwa tapi mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yang sebabkan seluruh masyarakat harus lakukan social distancing dan berimbas ke industri ekonomi dan keuangan syariah," kata dia.
Guna menggairahkan industri keuangan syariah, pemerintah pun gencar menerbitkan Sukuk yang cukup digemari investor dalam dan luar negeri.
"Pemerintah juga menerbitkan instrumen berbasis syariah yakni sukuk yang banyak diminati investor dalam dan luar negeri," katanya.
Baca Juga: Kian Bertambah, Belasan Karyawan Bank Syariah Mandiri Riau Positif COVID-19