Harga Emas Dunia Diprediksi Kembali Tembus 2.000 Dolar AS per Ounce

Senin, 21 September 2020 | 07:59 WIB
Harga Emas Dunia Diprediksi Kembali Tembus 2.000 Dolar AS per Ounce
IIustrasi emas. (www.goldnewsweekly.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas dunia menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan emas berada di jalur kenaikan pekan keduanya secara berturut-turut karena dolar AS sedang melemah serta akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi dari krisis pandemi corona.

Mengutip CNBC, Senin (21/9/2020) harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi 1,953.72 dolar AS per ounce, dan sejauh pekan ini naik 0,6 persen. Emas berjangka AS ditutup naik 0,6 persen pada harga 1,962.10 dolar AS.

"Kami melihat dolar sedikit lebih lemah, meskipun masih dalam kisaran yang sedikit di sini. Harga emas seharusnya lebih baik karena dolar akan terus melemah," kata Edward Meir, seorang analis di ED&F Man Capital Markets.

"Jalur resistensi paling rendah adalah ke atas karena The Fed, semua stimulus datang dari bank sentral global (dan) lebih banyak stimulus fiskal jika ada kesepakatan di Washington, semua penarik mengarah ke arah harga yang lebih tinggi," tambahnya.

Baca Juga: 5 Sudut Mewah Rumah Irma Darmawangsa Berlapis Emas, Harganya Rp 30 M

Dolar turun 0,2 persen terhadap saingannya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Federal Reserve AS berjanji pada hari Rabu untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol dalam waktu yang lama.

Sementara Amerika Serikat mempertimbangkan RUU stimulus virus corona senilai 1,5 triliun dolar AS.

Suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan hasil, dan langkah-langkah stimulus yang meluas telah membantu kenaikan harga emas lebih dari 28 persen tahun ini karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

"Kami percaya keseimbangan risiko tetap naik untuk emas dan mengharapkan harga rata-rata 2.000 dolar AS per ounce pada Q4-2020 dan 2.125 dolar AS tahun depan," kata analis Standard Chartered Suki Cooper.

Baca Juga: Tiga Alat Berat diduga untuk Penambangan Emas Ilegal di Aceh Disita Polisi

"Pembatasan koreksi jangka pendek, imbal hasil riil negatif dan dolar yang lebih lemah, di samping stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya, menciptakan lingkungan makro yang menguntungkan untuk emas dan kemungkinan akan menjadi pendorong harga utama selama beberapa bulan mendatang," tambahnya.

Harga logam mulia lainnya, perak turun 0,5 persen menjadi 26,97 per ounce. Platinum turun 0,8 persen menjadi 932,80 dolar AS dan paladium naik 0,3 persen menjadi 2,343,65 dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI