Suara.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menghadap Menteri BUMN Erick Thohir pada hari ini Kamis (17/9/2020).
Pertemuan ini setelah Ahok berkeluh kesah di Youtube terkait dengan kondisi Pertamina hingga Kementerian BUMN.
Seperti dilansir dalam Instagram Ahok @basukibtp, Ahok yang menggunakan batik berwarna cokelat berfoto dengan Menteri Erick Thohir yang menggunakan batik berwarna merah seusai pertemuan.
Dalam postingan itu, Ahok mengeluarkan keluh kesahnya kepada Menteri Erick. Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mendapatkan pesan dari Menteri Erick untuk menjaga soliditas kerja tim di Pertamina.
Baca Juga: Dua Kemungkinan Maksud Ahok: Sinyal Perombakan Direksi atau Cari Panggung
"Tadi habis ketemu Menteri BUMN. Kritik dan saran yang saya sampaikan diterima baik oleh Pak Erick. Dan saya juga membawa pesan Pak Erick, untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan transformasi BUMN," tulis Ahok dalam akun instagramnya, Kamis (17/9/2020).
Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengeluarkan banyak pernyataan pedas tentang Pertamina yang diunggah dalam akun Youtube POIN.
Ahok blak-blakan soal buruknya tata kelola di PT Pertamina (Persero).
Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019, mengaku sering geleng-geleng kepala dengan berbagai kebijakan direksi Pertamina.
Keputusan bisnis Pertamina seringkali tidak masuk akal dalam kalkulasi bisnis.
Baca Juga: Dukung Ahok Libas, Ruhut: Ocehan Mereka Seperti Rasakan Nikmat Korek Kuping
Akibatnya, menurut Ahok, Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar. Dia mencontohkan, kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri.
Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.
“Sudah ngutang 16 miliar dolar AS, tiap kali otaknya minjam duit terus, saya sudah kesal ini. Minjam duit terus, mau akuisisi terus,” terang Ahok seperti dikutip dari tayangan yang diunggah akun Youtube POIN dilihat pada Rabu 16 September 2020.
Diungkapkan Ahok, selain secara hitungan bisnis kurang menguntungkan, Pertamina sebaiknya fokus mengeksplorasi ladang minyak di dalam negeri.
“Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini,” ucap Ahok.
Jengkel soal kilang minyak, pria yang kini akrab disapa BTP ini kemudian berujar, contoh temuannya yang lain soal ketidakefisienan Pertamina yakni soal pembangunan kilang minyak.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, bahwa hal tersebut merupakan urusan internal perusahaan. Kementerian BUMN dalam hal ini memberikan ruang untuk keduanya antara komisaris dan direksi Pertamina berkomunikasi.
"Menjawab mengenai pernyataan Ahok sebagi komut, tentunya itu urusan internalnya Pertamina. Kita berikan ruang untuk direksi dan komisaris melakukan komunikasi, jadi kita tetap meminta mereka komunikasi dengan baik antara komisaris dan direksi lah," kata Arya Sinulingga.
Menurut Arya, bagaimanapun komisaris yang ditempatkan di setiap BUMN sebelumnya melalui proses yang musti dijalani dari Kementerian BUMN.
"Soal komisaris di BUMN ya semua berasal dari Kementerian BUMN, termasuk pak Ahok juga dari kita kan dari Kementerian BUMN, sementara yang lain kan memang dari kita semua. Namanya juga BUMN penugasannya dari Kementerian BUMN gitu lho," ucapnya.