Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini Kamis (17/9/2020) dibuka melemah. Mengutip Bank Indonesia (BI) kurs tengah acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate/Jisdor rupiah terdepresiasi sebesar 34 poin ke level Rp 14.878 dari posisi sebelumnya di level Rp 14.844 per dolar AS.
Sedangkan data Bloomberg Dolar Index, di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah justru menguat 35 poin ke level Rp 14.807 per dolar AS dibandingkan perdagangan sebelumnya. Transaksi rupiah pagi ini diperdagangkan dalam kisaran Rp 14.795 - Rp 14.807 per dolar AS.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, sepanjang hari ini rupiah akan berpotensi melemah.
Potensi pelemahan itu terjadi karena sentimen negatif atas Pernyataan the Fed yang mengatakan, ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah.
Baca Juga: Beri Sanksi Pelanggar PSBB, Anies: Satpol PP Jangan Mudah Dibujuk Rupiah
Aris sapaan akrabnya menambahkan, pernyataan The Fed memberi tekanan kepada aset berisiko pagi ini. Apalagi, hingga sekarang pemerintah AS masih belum sepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua.
Di sisi lain, The Fed juga menjelaskan kemajuan pemulihan ekonomi AS yang mungkin menjadi faktor penguatan dolar AS pagi ini.
Sementara itu, hari ini pasar masih menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Aris memprediksi, BI akan tetap mempertahankan suku bunganya.
"Rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.800 hingga Rp 14.950 per dolar AS," pungkasnya.
Baca Juga: Sekali Belanja, Al El Dul Ternyata Habiskan Duit Ratusan Juta Rupiah