Kementerian ke Ahok: Jangan Buru-buru Masih Jauh Pemikiran Super Holding

Rabu, 16 September 2020 | 14:59 WIB
Kementerian ke Ahok: Jangan Buru-buru Masih Jauh Pemikiran Super Holding
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. [Suara.com/M Fadil]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok blak-blakan soal Kementerian BUMN. 

Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginginkan adanya super holding BUMN, sehingga tak ada lagi Kementerian BUMN. 

Menanggapai hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga mengatakan ide super holding ini memang sudah lama direncanakan. 

Namun, lanjutnya, sebelum menjadi super holding Kementerian akan menyelaraskan dulu rantai pasok antar-BUMN, maka dari itu Menteri Erick telah membangun klaster hingga subholding.

Baca Juga: Ketua DPR : Holding dan Super Holding BUMN Perlu Tingkatkan Kinerja

"Jadi kita uji semua kita jangan buru-buru mau super holding itu ide besar memang tapi kita lihat dulu apakah ini efektif engga, sekarang ini kan masih sendiri-sendiri," ujar Arya kepada wartawan, Rabu (16/9/2020).

"Jadi masih jauh pemikiran mengenai super holding masih jauh sekali, ini sekarang suplai chain antara BUMN aja masih belum jalan dengan baik," tambahnya. 

Arya menuturkan, Kementerian saat ini juga membenahi bisnis para BUMN-BUMN agar sesuai dengan tupoksinya. 

Mulai dari membuat klaster pertanian hingga menggabungkan rumah sakit milik BUMN

"Pak Erick ingin memastikan semua jalan dulu end to end suplai chain antar BUMN-BUMN itu kita sampaikan juga di DPR mengenai strategi kita terkait klaster-klaster dan DPR itu melihat itu adalah cara langkah kita bisa dapatkan kondisi saat ini yang terbaik," tukas dia.

Baca Juga: Rini Soemarno Tarik Kembali Idenya Soal Super Holding BUMN

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI