Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tetap melakukan berbagai upaya konkrit dalam pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Salah satunya dengan mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini dikemukakannya dalam "Naker Tanggap Covid 2020" bertema "Pemulihan Ekonomi Tenaga Kerja" selama tiga hari di Bali, yaitu 11-13 September 2020. Acara ini dibuka secara resmi oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
"Program pendirian BLK Komunitas merupakan terobosan presiden dalam peningkatan kompetensi SDM Indonesia untuk melengkapi soft skill dan pendidikan karakter yang ada, dengan tambahan keterampilan atau hard skill, " katanya, , di Bali, Sabtu (12/9/2020).
Ia mengungkapkan, BLK Komunitas yang telah dirintis sejak tahun 2017 hingga tahun 2019, telah berdiri sebanyak 1.113 lembaga yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Tahun ini, Kemnaker tetap berkomitmen dalam akselerasi pelatihan kerja dengan membangun BLK Komunitas sebagai bagian dari agenda peningkatan SDM ketenagakerjaan Indonesia yang berifat partisipatoris," tambahnya.
Ida mengatakan, setelah adanya penyesuaian program dan anggaran tahun ini, Kemnaker menargetkan dapat mendirikan 1.000 BLK Komunitas di seluruh Indonesia.
"Penyebaran BLK Komunitas yang sebelumnya difokuskan untuk lembaga pendidikan keagamaan, saat ini mulai memperluas penyebarannya melalui peran dari serikat pekerja dan komunitas masyarakat lainnya, " katanya.
Program ini diharapkan bisa dinikmati sedikitnya oleh 4.508 tenaga kerja penyandang disabilitas yang terdampak pandemi.
"Program Padat Karya bisa menjangkau 72.000 pekerja yang berada di zona PSBB, dan Program Inkubasi Bisnis menjangkau 660 orang, " ujarnya.
Baca Juga: Kembangkan SDM, Kemnaker Luncurkan Program Bantuan Balai Latihan Kerja
Sementara program penciptaan Wirausaha Baru ditargetkan menjangkau 175.000 orang dan pemulangan calon pekerja migran yang gagal berangkat karena pandemi sebanyak 26.000 orang.