Suara.com - Harga emas melonjak 1 persen di tengah pelemahan dolar AS setelah Bank Sentral Eropa/ECB mempertahankan kebijakannya tidak berubah dan klaim pengangguran AS bertahan pada level yang tinggi, meredupkan harapan pemulihan ekonomi yang cepat dari efek pandemi virus corona.
Mengutip CNBC, Jumat (11/9/2020) harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi 1.956,06 dolar AS per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 2 September di 1.965,93 dolar AS per ounce.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,5 persen menjadi 1.964,30 dolar AS per ounce.
Dolar turun 0,1 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, karena euro melesat setelah Presiden ECB, Christine Lagarde, mengatakan pihaknya mengawasi pergerakan nilai tukar.
Baca Juga: Kampung Pengrajin Emas dan Perak Makassar Akan Dibedah Jadi Tujuan Wisata
Klaim pengangguran mingguan AS melayang di level yang tinggi minggu lalu, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja yang melambat.
Pertemuan kebijakan Federal Reserve berikutnya akan digelar pada 15-16 September.
Sementara itu, Senat AS memblokir RUU Partai Republik yang akan memberikan bantuan virus corona sekitar 300 miliar dolar AS, karena Partai Demokrat mendorong lebih banyak pendanaan.
Emas melambung 29 persen sejauh tahun ini, didukung stimulus yang tak tertandingi dan suku bunga mendekati nol dari bank sentral global.
Logam lainnya, perak turun 0,2 persen menjadi 26,98 dolar AS per ounce, platinum melesat 1,6 persen menjadi 930,80 dolar AS per ounce dan palladium melejit 1,7 persen menjadi 2.309,93 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Polres Kuansing Musnahkan 25 Rakit Penambangan Emas Ilegal