Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi, pergerakan nilai tukar rupiah pada Kamis (10/9/2020) ini bisa menguat terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, dolar AS mendapatkan tekanan semalam karena optimisme pasar terhadap outlook ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa malam ini.
Hal ini bisa mendorong nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan kondisi dolar AS tersebut.
Selain itu, lanjut Ariston, aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham AS berbalik menguat semalam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya, yang memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.
Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan ke Level Rp 14.853 per Dolar AS
"Potensi penguatan rupiah hari ini dengan potensi kisaran Rp 14.700 - Rp 14.850," ujar Ariston dalam riset hariannya, Kamis (10/9/2020).
Namun demikian, tambah Ariston, pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan Tiongkok yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap 3. Kedua isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko kembali.
Sementara dari dalam negeri isu pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB juga bisa menjadi penekan untuk rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg pergerakan rupiah pada Rabu Kemarin (9/9/2020) berada di level Rp 14.799 per dolar AS. Level itu melemah dibanding pergerakan Selasa sebelumnya di level Rp 14.765 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Rabu kemarin berada di level Rp 14.853 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Selasa sebelumnya yang di level Rp 14.798 per dolar AS.
Baca Juga: AS-China Memanas, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Tertekan