Suara.com - Harga minyak mentah dunia kembali bangkit setelah beberapa hari mengalami kejatuhan. Tetapi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara merusak harapan untuk pemulihan yang stabil dalam permintaan global.
Mengutip CNBC, Kamis (10/9/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat 1,01 dolar AS atau 2,5 persen, menjadi 40,79 dolar AS per barel.
Padahal sebelumnya, Brent anjlok lebih dari 5 persen dan jatuh di bawah level 40 dolar AS untuk kali pertama sejak Juni.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, meroket 1,29 dolar AS atau 3,5 persen menjadi 38,05 dolar AS per barel, setelah jatuh hampir 8 persen di sesi sebelumnya.
Baca Juga: Aramco Beri Diskon, Harga Jual Minyak Dunia Anjlok
Harga minyak mentah dunia tergelincir pekan ini setelah Aramco memangkas harga jual resmi Oktober untuk minyak Arab Light, tanda pelemahan permintaan.
Tak hanya itu, krisis kesehatan global terus berkobar dengan kasus virus corona meningkat di India, Inggris, Spanyol, dan beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Wabah tersebut mengancam untuk memperlambat pemulihan ekonomi global dan mengurangi permintaan bahan bakar dari avtur hingga minyak solar.
Rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, membantu mendukung harga, tetapi dengan data ekonomi negatif yang dilaporkan hampir setiap hari, prospek permintaan minyak tetap suram.
Badan Informasi Energi Amerika memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2020 sebesar 210.000 barel per hari menjadi 8,32 juta barel per hari.
Baca Juga: Arab Saudi Banting Harga, Minyak Dunia Langsung Anjlok
Harga gerbang pabrik China turun selama tujuh bulan berturut-turut pada Agustus, meski pada laju tahunan paling lambat sejak Maret, menunjukkan industri di ekonomi terbesar kedua di dunia itu melanjutkan pemulihan dari penurunan yang disebabkan virus corona.
Produksi minyak mentah AS diperkirakan turun 870.000 barel per hari menjadi 11,38 juta barel per hari tahun ini, penyusutan yang kurang tajam dari ekspektasi sebelumnya.