Suara.com - Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini Senin (7/9/2020) terpantau menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bank Indonesia (BI) kurs tengah acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate/Jisdor rupiah terapresiasi sebesar 38 poin ke level Rp 14.754 dari posisi sebelumnya di level Rp 14.792 per dolar AS.
Sedangkan data Bloomberg Dolar Index, rupiah dibuka di level Rp 14.705 per dolar AS atau menguat 45,5 poin (0,31 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Meski menguat, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini berpotensi melemah terhadap dolar AS, karena sejumlah faktor.
"Data tenaga kerja AS yang hasilnya cukup bagus bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS di hari Senin," kata Ariston dalam analisanya, Senin (7/9/2020).
Baca Juga: Cara Tukar Uang Rp 75.000 ke Bank Indonesia Jalur Individu
Selain itu, lanjut Ariston, memanasnya kembali hubungan AS dan China setelah AS berencana mem-blacklist perdagangan dengan perusahaan semi konduktor terbesar Tiongkok, SMIC.
"Isu ini bisa memberikan tekanan ke aset berisiko termasuk rupiah," ucapnya.
Sementara itu, beberapa data ekonomi global dari China dan Jerman akan menjadi perhatian pasar karena pasar masih mencari petunjuk soal indikasi pemulihan ekonomi global di tengah kondisi pandemi.
"Data neraca perdagangan China bulan Agustus dan data produksi industri Jerman bulan Juli," ucapnya.
Bila kedua angka ini lebih bagus dari proyeksi, penurunan aset berisiko mungkin bisa tertahan.
Baca Juga: Syarat Cara Penukaran Uang Baru Rp 75.000 Secara Kolektif
"Potensi rupiah terhadap dolar AS hari ini di kisaran Rp 14.650 - Rp 14.850," pungkas Ariston.