Optimis Raup Pendapatan Tinggi, Waskita Kebut Divestasi Jalan Tol

Minggu, 06 September 2020 | 14:54 WIB
Optimis Raup Pendapatan Tinggi, Waskita Kebut Divestasi Jalan Tol
Gedung PT Waskita Karya Tbk. [setkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT optimis bisa meraup pendapatan tinggi hingga akhir tahun 2020. Hal ini dilihat dari rencana divestasi Jalan Tol yang dikelola Waskita Karya.

Seperti diketahui, Waskita memegang kepemilikan atas 16 ruas jalan tol dengan total investasi Rp 150 triliun dan saat ini dalam proses divestasi beberapa ruas tol kepada investor, antara lain ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu, Cibitung - Cilincing, serta ruas Trans Jawa yaitu Kanci - Pejagan dan Pejagan - Pemalang.

Pada 31 Agustus 2020, anak perusahaan Waskita Karya di bidang jalan tol yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) untuk pelepasan 30 persen kepemilikan pada ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu dengan nilai transaksi sebesar Rp 550 Miliar.

"Kami targetkan finalisasi transaksi di September atau Oktober tahun ini," ujar Director of Finance PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Taufik Hendra Kusuma dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).

Baca Juga: Korban Penggusuran Proyek Tol Bandara Tak Punya Rumah Tidur di Gedung DPRD

Taufik menjelaskan bahwa apabila seluruh program divestasi tol tahun ini berjalan lancar, Waskita diperkirakan akan dapat mengurangi utang sekitar Rp 20 - 21 triliun.

"Transaksi divestasi ruas tol itu membutuhkan waktu. Prosesnya bisa mencapai lebih dari 6 bulan karena investor harus melakukan due diligence dan ada persyaratan governance yang harus dipenuhi," jelas Taufik.

"Namun kami optimis program divestasi ini akan berhasil sehingga kinerja tahun depan akan lebih baik," tambah dia.

Berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2020 yang dipublikasikan, Waskita mencatatkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp 8,04 triliun.

Meskipun mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pendapatan usaha Waskita merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan 3 emiten BUMN konstruksi lainnya.

Baca Juga: Warga Benda Digusur Demi Proyek Tol Bandara: Allah, Benar-benar Jahat!

Berdasarkan data yang diolah dari Laporan Keuangan Waskita Karya, per 30 Juni, emiten yang melantai di Bursa sejak Desember 2012 itu mencatatkan Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp1,2 triliun.

"Dari sisi operasional, Waskita membuktikan tetap dapat mempertahankan profitabilitas di tengah pandemi," imbuhnya.

Meskipun meraih pendapatan usaha tertinggi dan juga EBITDA positif, Waskita juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,1 triliun. Taufik menjelaskan bahwa kerugian tersebut lebih disebabkan beban bunga investasi jalan tol yang besar.

"Siklus bisnis jalan tol itu memang di awal masa operasi akan mencatatkan loss (rugi), karena Lalu Lintas Harian Rata-Ratanya (LHR) masih rendah dan bunga pinjaman mulai dibebankan. Selain upaya peningkatan realisasi LHR, strategi divestasi ruas tol yang sudah beroperasi kepada investor merupakan upaya yang sedang dilakukan agar beban keuangan menurun," tukas Taufik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI