Suara.com - Harga minyak mentah kembali melemah dan menyentuh level terendahnya sejak awal Agustus karena data pengangguran Amerika memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi dan permintaan bahan bakar yang lambat.
Mengutip CNBC, Jumat (4/9/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 36 sen, atau 0,8 persen menjadi 44,07 dolar AS per barel.
Sedangkan itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), turun 14 sen, atau 0,3 persen, menjadi 41,37 dolar AS per barel.
Kedua patokan tersebut anjlok lebih dari 2 persen di awal sesi.
Baca Juga: Dua Awak Kapal Tunda Tewas saat Bersihkan Tumpahan Minyak di Mauritius
Harga ekuitas AS merosot karena investor menjual saham teknologi dan khawatir tentang pemulihan ekonomi setelah data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pengangguran baru mencapai 881.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan terakhir.
Klaim lanjutan tetap tinggi, dengan jutaan orang menganggur.
Sehari sebelumnya kedua patokan minyak itu merosot lebih dari 2 persen setelah data Badan Informasi Energi (EIA) Amerika menunjukkan permintaan bensin domestik sepanjang pekan lalu turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) dari 9,16 juta bph, seminggu sebelumnya. Konsumsi produk minyak lainnya juga turun.
Analis memperingatkan bahwa pemeliharaan pengilangan yang akan datang dan berakhirnya musim mengemudi selama musim panas juga dapat membatasi permintaan minyak mentah.
WTI berada di bawah tekanan
Karena penutupan menjelang Badai Laura, tingkat pemanfaatan kilang AS turun 5,3 poin persentase menjadi 76,7 persen dari total kapasitas, kata EIA.
Baca Juga: 25,3 Juta Orang di Dunia Positif Corona, Harga Minyak Mentah Ambles
Beberapa analis meyakini pengilangan tidak akan rebound pada musim gugur.