Semakin Diserang, Sawit Semakin Show Off dengan Peningkatan Ekspornya

Rabu, 02 September 2020 | 14:01 WIB
Semakin Diserang, Sawit Semakin Show Off dengan Peningkatan Ekspornya
Minyak kelapa sawit disebut tidak berbahaya. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Popularitas kelapa sawit sebagai komoditas strategis sepertinya belum cukup membungkam hujatan dan fitnah dari stakeholders anti sawit lokal dan global.

Komoditas dengan julukan incredible tree ini masih saja diserang dan dituding sebagai komoditas bernilai minus.

Ibarat peribahasa bau busuk tak berbangkai, negative issues terhadap kelapa sawit tersebut satu per satu berganti menjadi boomerang yang kembali kepada tuannya.

Semakin diserang, industri perkebunan kelapa sawit Indonesia justru semakin show off dengan menyajikan fakta dan data empiris yang bersifat continue dan extensible.

"Sawit memberi manfaat bagi sekitar 17 juta sampai 25 juta masyarakat Indonesia yang bekerja di industri ini, baik langsung maupun tak langsung. Belum lagi dari berbagai multiplier effect yang ditimbulkannya," ujar Muhamad Ihsan, CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Dari sisi ekonomi, pada 2019 misalnya, Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan 3,2 miliar dolar AS. Tapi ekspor minyak sawit dan turunannya justru menyumbangkan pendapatan positif 20 miliar dolar AS. Hal ini sudah berjalan selama bertahun-tahun.

Pada 2015, sawit menyumbangkan 15,3 miliar dolar AS, lalu pada 2016 sebesar 17 miliar dolar, 2017 sebesar 22,9 miliar dolar AS, 2018 sebesar 22,3 miliar dolar AS, dan 2019 mencapai 22,4 miliar dolar AS.

Maka, rasanya tidak berlebihan kalau minyak sawit dinobatkan sebagai industri strategis. Belum lagi kalau dilihat dari sisi tenaga kerjanya.

Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) mencatat bahwa sawit tempat bergantung 17,5 juta orang karyawan perusahaan dan petani.

Baca Juga: Industri Sawit Diharapkan Mampu Tekan Angka Kemiskinan

Sementara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat, ada 4,2 juta tenaga langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung di industri sawit, serta melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 4,6 juta pekerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI