Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III masih akan tumbuh negatif, karena kegiatan ekonomi selama periode tersebut masih rapuh akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Lower end dari prediksi kita menunjukkan bahwa mungkin di kuartal III (ekonomi) kita mungkin masih negatif growth," kata Sri Mulyani saat rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (2/9/2020).
Sementara di kuartal IV, dirinya juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diprediksi masih belum stabil, dimana kata dia pada 3 bulan terakhir tahun 2020, pertumbuhan ekonomi masih akan dibawah netral.
"Kuartal IV masih dalam zona sedikit di bawah netral," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Ini Syarat Sri Mulyani Agar Ekonomi RI Bangkit dari Resesi Tahun Depan
Dengan prediksi tersebut, sepanjang tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan minus 1,1 persen hingga ke arah positif 0,2 persen.
"Sedangkan 0,2 persen mengasumsikan di kuartal III dan terutama di kuartal IV menujukan recovery terjadi lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam pada kuartal II," ungkapnya.
Meski memperkirakan tumbuh negatif, Sri Mulyani akan tetap mendorong kinerja konsumsi dan investasi, demi menyelamatkan ekonomi dari kejatuhan yang lebih dalam lagi.
"Kunci utama konsumsi dan invetasi, kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out maka akan sulit masuk netral di tahun ini," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 yang tumbuh negatif 5,32 persen merupakan angka pertumbuhan terendah sejak tahun 1999 atau saat Indonesia mengalami krisis moneter (krismon).
Baca Juga: Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,5 Persen di 2021, Ini Alasannya
Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di kuartal II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen.