Waskita Karya Catatkan Pendapatan Usaha Rp 8,04 Triliun di Semester I 2020

Senin, 31 Agustus 2020 | 09:39 WIB
Waskita Karya Catatkan Pendapatan Usaha Rp 8,04 Triliun di Semester I 2020
Kantor PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan pendapatan usaha konsolidasian sebesar Rp 8,04 Triliun di Semester I – 2020. Segmen jasa konstruksi masih menjadi penopang capaian tersebut dengan total pendapatan mencapai Rp 7,36 Triliun sementara sisanya disumbangkan oleh segmen properti & hotel, beton pracetak, jalan tol, dan infrastruktur lainnya.

Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menilai, bahwa sektor konstuksi secara umum menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan sejumlah proyek konstruksi terhenti progressnya untuk sementara waktu.

“Memasuki masa PSBB transisi, speed project sudah hampir kembali ke level 100%, jauh lebih baik dibandingkan bulan Maret hingga Juni,” ujar Taufik dalam keterangannya, Senin (31/8/2020).

Baca Juga: Anak Usaha Waskita Karya Dapat 3 Sertifikat ISO dari Sucofindo

WSKT juga membukukan arus kas bersih positif dari aktifitas operasi sebesar Rp 1,7 Triliun. Pencapaian ini didukung oleh penerimaan kas dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan dengan skema turnkey (contractor pre financing) maupun progress payment dengan total mencapai Rp 12 Triliun.

“Target kami hingga akhir tahun penerimaan termin proyek bisa mencapai Rp 31 – 33 Triliun. Kami juga sedang mengupayakan agar beberapa proyek yang semula menggunakan skema turnkey dapat diubah skema pembayarannya menjadi progress payment,” terang Taufik.

“Saat ini likuiditas menjadi salah satu prioritas utama kami. Semua potensi kas masuk sudah kami petakan dan akan dikawal agar sesuai dengan timeline yang dibuat. Kami percaya semua kewajiban kepada kreditur di Kuartal 3 dan 4 dapat terselesaikan secara tepat waktu,” tambahnya.

Sebagai langkah efisiensi, WSKT juga melakukan optimalisasi belanja modal sekitar 45% dari target awal tahun 2020 sebesar Rp19 Triliun. Fokus belanja modal tahun ini akan digunakan untuk menyelesaikan sisa ruas tol yang dimiliki oleh Perseroan.

Taufik pun menyebut bahwa penyelesaian ruas jalan tol investasi menjadi fokus dari WSKT. Melalui anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road, WSKT memiliki investasi pada 16 ruas jalan tol dimana 10 ruas telah beroperasi secara penuh maupun parsial, sementara 5 ruas dalam proses pembangunan.

Baca Juga: Terapkan Budaya K3, Waskita Sabet Penghargaan dari WSO

“Kami fokus untuk menyelesaikan seluruh ruas tol investasi agar ruas-ruas ini dapat segera masuk ke pipeline divestasi. Kebanyakan calon investor lebih tertarik pada ruas yang telah beroperasi karena tidak ada risiko pembebasan lahan atau risiko konstruksi,” terangnya.

Taufik juga menerangkan bahwa Emiten yang melantai di Bursa sejak tahun 2012 tersebut tengah melaksanakan proses pelepasan 5 hingga 7 ruas jalan tol.

Ruas tol yang akan dilepas antara lain adalah ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu dan ruas Cibitung - Cilincing. WSKT akan mengundang partner strategis maupun melepas ruas tol melalui penerbitan instrumen ekuitas. Manajemen memperkirakan akan dapat mengurangi utang berbunga hingga Rp 20 Triliun.

“5 hingga 7 ruas itu sudah punya calon investor, saat ini mereka sedang melakukan proses due diligence. Kami harap seluruh prosesnya bisa selesai di Semester 2,” ujar Taufik.

Per 30 Juni 2020, WSKT masih memiliki total kontrak dikelola sekitar Rp 46 Triliun yang dapat diproduksi menjadi pendapatan.

Total kontrak tersebut terdiri dari sisa nilai kontrak sebesar Rp 38 Triliun dan nilai kontrak baru sebesar Rp 8,13 Triliun.

Selama 6 bulan pertama tahun 2020, WSKT telah menandatangani kontrak baru untuk pembangunan proyek infrastruktur seperti Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo seksi 4, Tol Ciawi – Sukabumi seksi 3 dan 4, Jaringan irigasi Rentang, Pembangunan perkuatan pantai DKI Jakarta, dan pembangunan beberapa fasilitas kesehatan penanggulangan Covid-19.

“Spesialisasi kami memang di pembangunan infrastruktur khususnya konektivitas dan sumber daya air. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan ekspansi dengan membawa pengalaman dan keahlian kami ke pasar internasional.” tutur Taufik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI