Suara.com - Harga emas dunia kembali terkoreksi karena imbal hasil US Treasury menguat setelah Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, meletakkan strategi baru yang agresif untuk mencapai target inflasi 2 persen bank sentral itu.
Mengutip Bloomberg, Jumat (28/8/2020) harga emas di pasar spot anjlok 1,1 persen menjadi 1,931,96 dolar AS per ounce. Posisi ini sempat meroket sebanyaknya 1,1 persen.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 1 persen menjadi 1.932,60 dolar AS per ounce.
Imbal hasil US Treasury jangka panjang bergerak ke level tertinggi dalam beberapa bulan setelah pernyataan Powell.
Baca Juga: Harta Karun! 425 Koin Emas dari Zaman Abbasiyah Ditemukan di Israel
Dalam langkah yang diprediksi secara luas, Powell mengatakan akan berusaha untuk mencapai inflasi rata-rata 2 persen lebih lama, mengubah periode di bawah -2 persen dengan inflasi yang lebih tinggi "untuk beberapa waktu" dan meluncurkan strategi baru yang agresif guna mendongkrak lapangan kerja.
The Fed tidak membuat janji eksplisit tentang berapa lama mereka dapat mempertahankan suku bunga tetap rendah, atau seberapa tinggi akan memungkinkan inflasi bergerak.
The Fed memompa stimulus besar-besaran dan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk mengangkat ekonomi AS dari dampak virus corona.
Logam lainnya, perak turun 1,8 persen menjadi 27,01 dolar AS per ounce, setelah jatuh lebih dari 3 persen di awal sesi, Palladium turun 1,2 persen menjadi 2.171,70 dolar AS per ounce dan platinum melemah 0,9 persen menjadi 920,41 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Emas Masih Jadi Primadona Investasi di Masa Pandemi