Suara.com - Untuk mensukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN milik pemerintah, PT Jamkrindo saat ini, berupaya semaksimal mungkin dalam menjamin kredit modal kerja (KMK) untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto, dalam zoom webinar "Penyaluran Kredit Modal Kerja dan Penjaminannya dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional", Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Untuk menyelamatkan perekonomian nasional melalui UMKM, Randi mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi bersama stakeholder, baik dari kalangan pemerintah maupun perbankan.
“Kami aktif melakukan jemput bola dan sosialisasi bersama stakeholder lainnya, baik dari pemerintahan maupun kalangan perbankan,” ujarnya.
Baca Juga: Jamkrindo Gencar Sosialisasikan Penjaminan Kredit Modal Kerja
Pernyataan Randi soal penyelamatan UMKM semaksimal mungkin diiyakan Asisten Deputi (Asdep) Bidang Perbankan dan Pembiayaan Kementerian Badan Usaha Milik Kegara (BUMN), M. Khoerur Roziqin.
Pemerintah memberikan porsi besar pada UMKM dalam upaya penjaminan dan mensukseskan PEN. Bank Mandiri misalnya, memberikan alokasi dana hingga Rp 10 triliun untuk pemulihan UMKM, sementara itu Bank BNI memberi porsi UMKM padat karya hingga 80 persen.
Adapun jumlah alokasi dana bagi UMKM di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencapai Rp 30 triliun, dengan rencana penyaluran mencapai Rp 90 triliun, dan realisasi penyaluran sampai 3 Agustus 2020 mencapai Rp 83 triliun.
Untuk penyaluran kredit, saat ini Jamkrindo bekerja sama dengan 20 bank kovensional dan 8 bank syariah.
Adapun kriteria perbankan penerima jaminan ditetapkan dalam beberapa kriteria, yaitu merupakan bank umum bereputasi baik, bank kategori sehat dengan peringkat komposit 1 atau peringkat komposit 2 berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan sanggup menyediakan sistem informasi yang memadai untuk melaksanakan program penjaminan pemerintah.
Baca Juga: Jamkrindo Hadirkan Semangat Kebangsaan di Geopark Ciletuh