Revitalisasi Drainase Jalan Nasional Seluruh Nusantara, PUPR Siapkan Rp 1 T

Selasa, 25 Agustus 2020 | 13:45 WIB
Revitalisasi Drainase Jalan Nasional Seluruh Nusantara, PUPR Siapkan Rp 1 T
Program Padat Karya. (Dok : PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu kegiatan utama pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adalah Padat Karya revitalisasi drainase jalan nasional sepanjang 5.000 kilometer di seluruh Indonesia. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian mengatakan, untuk menjalankan program tersebut, Ditjen Bina Marga menganggarkan Rp 1 triliun yang direncanakan dapat menumbuhkan 2.532.912 Hari Orang Kerja (HOK) di seluruh wilayah Nusantara.

“Tujuannya agar penduduk yang tidak bekerja bisa kembali ada pekerjaan, memiliki uang dan bisa digunakan untuk belanja keperluan kelaurganya,” ucap Hedy, usai mengikuti peresmian jalan tol Aceh-Sigli, Selasa (25/8/2020).

Dirjen Bina Marga PUPR, Hedy Rahadian. (Dok : PUPR)
Dirjen Bina Marga PUPR, Hedy Rahadian. (Dok : PUPR)

PUPR sendiri, melalui Direktorat Jenderal (Ditjen)Bina Marga, telah menyiapkan dana anggaran Rp 1,225 triliun untuk mendukung PEN.  Dana akan difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pada Agustus-September, sebagai upaya menghindari kontraksi ekonomi pada akhir kuarter III tahun ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, sebaran pelaksanaan program Padat Karya revitalisasi drainase jalan nasional itu terjadi di Sumatera sepanjang 1.668 kilometer, dengan rencana 677.163 HOK, dengan alokasi anggaran Rp 309 miliar.

Baca Juga: Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, PUPR Laksanakan Program Padat Karya Tunai

Untuk Pulau Jawa dan Bali akan dikerjakan sepanjang 773 kilometer, dengan 357.800 HOK dan anggaran sebesar Rp 154 miliar. Untuk Pulau Kalimantan akan direvitalisasi drainase jalan nasional sepanjang 807 kilometer, dengan 176.465 menggunakan anggaran Rp 124 miliar.

Pekerjaan serupa juga dilakukan pada Kepulauan Nusa Tenggara,dengan target revitalisasi drainase sepanjang 341 kilometer, dengan rencana 141.196 HOK dan anggaran Rp 71 miliar. Sementara di Pulau Sulawesi akan dikerjakan 953 kilometer,  dengan 806.479 HOK dan anggaran Rp 189 miliar.

Di kepulauan Maluku, panjang yang dikerjakan 230 kilometer, dengan rencana 183.764 HOK dan anggaran Rp 70 miliar. Terakhir di Papua, akan dilakukan revitalisasi 225 kilometer, dan 190.045 HOK dengan Rp 81 miliar.

“Pekerjaan Padat Karya PEN ini fokus pada penanganan drainase jalan, yang drainasenya sudah hilang akibat sedimentasi kita buatkan kembali. Yang sudah mampet salurannya, kita jebol lagi. Anggaran sebenarnya sampai Desember, namun kita konsentrasikan di Agustus dan September agar jangan sampai ada kontraksi ekonomi,” terang Hedy.

Dalam mendukung program PEN, Ditjen Bina Marga juga menganggarkan Rp 225 miliar untuk pembelian Tambal Cepat Mantap (CPHMA), pembelian Light Weight Deflectometer (LDW) dan pembelian Bokar di Bengkulu. Tambalan cepat mantap adalah teknologi penambalan instan menggunakan campuran agregat dengan aspal dindin emulsi dan bahan tambah aditif berbahan dasar organik karet lateks.

Baca Juga: Padat Karya Tunai Pemeliharaan Jalan Babel Mulai Berjalan Hari Ini

Ditjen Bina Marga akan membelanjakan Rp 200 miliar untuk membeli 100.000 ton tambahan cepat mantap.

Program Padat Karya. (Dok : PUPR)
Program Padat Karya. (Dok : PUPR)

Distribusi pembelian tambal cepat mantap tersebut yaitu untuk wilayah Barat (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) adalah sebanyak 56.489 ton, senilai Rp 113,99 miliar dan wilayah Timur (Nusa Tenggara, Sulawesi Maluku, Papua) sebanyak 43.511 ton dengan anggaran sebesar Rp 86,01 miliar.

Selain itu, masih mengenai pelaksanaan program PEN, Ditjen Bina Marga juga akan melakukan pembelian LDW dengan anggaran Rp 5 miliar. LDW adalah alat yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur tanah dasar/granular secara semi otomatis dan portable sehingga mudah dibawah ke lokasi proyek yang masih sulit diakses.

Ditjen Bina Marga juga akan membeli Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) sebagai campuran aspal. Dengan anggaran senilai Rp 20 miliar, akan dibeli 2.000 ton Bokar di Bengkulu.

Pemanfaatan Bokar sebagai campuran aspal selain membuat kualitas jalan lebih bagus dibandingkan aspal biasa, juga berupaya menyerap hasil karet petani lokal.

Beberapa waktu lalu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, perkerasan dengan aspal karet memiliki kelebihan dari segi daya lenturnya yang tinggi, sehingga apabila menahan beban berat, penurunan kualitas jalan tidak cepat terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI