Suara.com - Harga minyak dunia mengalami penguatan seiring dengan prospek berkurangnya pasokan akibat badai di Teluk Meksiko.
Mengutip Bloomberg, Selasa (25/8/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 78 sen atau 1,76 persen menjadi 45,13 dolar AS per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, meningkat 28 sen atau 0,66 persen menjadi 42,62 dolar AS per barel.
Harga minyak menguat ke level tertinggi karena perusahaan energi menghentikan operasi lepas pantai dan penyulingan di pabrik Pantai Teluk AS seiring dengan serangan Badai Tropis Marco dan Laura.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kasus Corona yang Makin Meningkat
Sekitar 82 persen dari produksi minyak di Teluk Meksiko dihentikan, dengan penutupan kilang dari perusahaan termasuk Motiva Enterprises LLC dan Valero Energy Corp berpotensi menutup kapasitas lebih dari 1 juta barel per hari.
Badai diprediksi mencapai pantai, dan Laura diperkirakan akan melaju kencang menjadi badai dan menghujam pertengahan minggu ini.
Minyak berjangka Amerika melesat sekitar 7 persen karena pabrik penyulingan melambatkan operasi sebagai tindakan pencegahan.
"Pasar saat ini sangat khawatir dengan kekurangan bensin, dan itu adalah konsekuensi serius dari badai tersebut,” kata Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA.
Badai itu juga dapat membatasi ekspor AS. Penguatan Brent melampaui WTI di tengah ekspektasi bahwa negara lain mungkin dapat meningkatkan ekspor sementara fasilitas Teluk ditutup.
Baca Juga: Astronom Sebut Badai Dahsyat Pernah Terjadi di Planet Mars
"Karena AS adalah eksportir utama, beberapa pasokan yang biasanya kita ekspor akan tertahan di pelabuhan," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. "Itu akan mengimbangi apa yang hilang dalam produksi."
Motiva Enterprises memulai persiapan untuk menutup Port Arthur, Texas, kilang minyak mentah terbesar di Amerika, kata seorang narasumber.
Total SA juga memangkas produksi ke batas minimum di kilang Port Arthur yang berkapasitas 225.500 bph dan sedang mempersiapkan kemungkinan penutupan.
Yang juga mendukung harga minyak adalah laporan Financial Times bahwa Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk melacak cepat vaksin Covid-19 eksperimental yang sedang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.