Terdampak Pandemi, 82 Bank di Indonesia Masih Dalam Kondisi Sehat

Senin, 24 Agustus 2020 | 07:41 WIB
Terdampak Pandemi, 82 Bank di Indonesia Masih Dalam Kondisi Sehat
Ilustrasi Bank. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai lembaga intermediasi sekaligus penghimpun dana masyarakat, perbankan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.

Selanjutnya, perbankan menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) ke pihak yang membutuhkan dana (defisit).

Di tengah kondisi makroekonomi yang rentan gejolak (volatile), penuh ketidakpastian (uncertain), kompleks (complex), serta ambigu (ambigous), tingkat kesehatan perbankan semakin mendapatkan perhatian serius agar risiko berdampak sistemik di masyarakat dapat diminimalisasi.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial, risiko sistemik merupakan potensi instabilitas sebagai akibat terjadinya gangguan yang menular (contagion) pada sebagian, atau seluruh sistem keuangan.

Baca Juga: Cara Mengambil Uang di ATM Tanpa Kartu pada Berbagai Bank

Atas dasar pemikiran tersebut, penghargaan kepada lembaga perbankan yang dapat mempertahankan tingkat kesehatan kinerjanya di tengah pada situasi krisis akibat pandemi Covid-19 perlu diberikan.

"Penghargaan bertajuk Indonesia Best Bank Award 2020 "Survive the Inevitable Future" ini, kami persembahkan pada bank-bank yang masuk dalam kategori sangat sehat dan sehat," papar Muhammad Ihsan, CEO Warta Ekonomi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (24/8/2020).

Di sisi lain, kata Ihsan, melalui perhelatan ini, dapat lebih mendorong semangat dunia perbankan, secara keseluruhan untuk dapat menjalankan kinerjanya secara maksimal guna menopang roda perekonomian nasional.

Penghargaan Indonesia Best Bank Award 2020 “Survive the Inevitable Future” ini, diberikan kepada 82 bank dalam kategori sangat sehat dan sehat, yang diharapkan dapat lebih mendorong semangat dunia perbankan untuk dapat menjalankan kinerjanya secara maksimal guna menopang roda perekonomian nasional.

Di tengah ancaman resesi ekonomi, ada saja oknum yang berusaha mengajak nasabah menarik simpanannya di bank. Masyarakat diminta mengabaikan segala ajakan yang bisa memicu kekhawatiran.

Baca Juga: Bocah Berbaju Dayak di Uang Rp 75 Ribu, Bapaknya Pegawai Bank Indonesia

Beberapa waktu lalu, beredar broadcast via WhatsApp yang mengumumkan bahwa Indonesia akan masuk dalam resesi ekonomi. Masyarakat diimbau segera menarik dananya di bank sebagai antisipasi.

Direktur CORE Indonesia Piter Abdullah menyarankan masyarakat jangan panik. Menurutnya, resesi merupakan suatu kondisi yang wajar terjadi, sebagai dampak dari terbatasnya aktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi.

Dia menggarisbawahi, resesi bukanlah kiamat. Sebab, hampir semua negara mengalami resesi. Begitu pula Indonesia yang sudah berada di ambang resesi.

"Tidak perlu panik, apalagi sampai berbondong-bondong tarik uang dari bank. Informasi itu sesat. Perbankan kita masih stabil. Percaya saja kepada pemerintah dan perbankan. Semua akan baik-baik saja,” tandasnya.

Piter mengingatkan, meski terancam resesi, posisi permodalan atau Capital Adequate Ratio (CAR) perbankan hingga saat ini masih di kisaran 20 persen. Posisi ini melampaui batas permodalan yang ditetapkan dalam ketentuan Basel I hingga Basel III.

"Kalau merujuk pada ketentuan Basel I yang membatasi CAR pada kisaran delapan persen. Jadi kondisi perbankan kita jauh di atas batas minimum permodalan untuk berjaga-jaga,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI