Suara.com - Ekonom Rizal Ramli menyebut pemerintah sudah membohongi rakyat dalam status pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Padahal, menurut Rizal Ramli, kondisi perekonomian negeri ini justru sudah resesi.
Rizal Ramli yang pernah terkena reshuffle Presiden Joko Widodo ketika menjabat menteri koordinator kemaritiman dan sumber daya itu mengkritik perhitungan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang disebutnya hanya membandingkan pertumbuhan ekonomi per kuartal.
"Saya lihat kebiasaan berbohong menular ternyata karena menkeu menyatakan kita belum resesi karena baru negatif kuartal II, dia bandingkan kuartal II tahun lalu," kata Rizal Ramli dalam diskusi yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (21/8/2020).
"Artinya, itu bukan cara lazim oleh para ekonom dunia untuk menetapkan resesi atau nggak. Yang lazim itu bandingkan q-to-q, misal kuartal dibanding kuartal 4 itu negatif di kuartal II dibanding kuartal I juga negatif. Jadi udah negatif berturut-turut resesi, ini kok bisa menkeu kayak orang bloon gitu bilang belum resesi," Rizal Ramli menambahkan.
Baca Juga: Rizal Ramli Ungkap Hubungannya dengan TNI dan Maunya Gus Dur ke Polisi
Rizal Ramli yang pernah menjabat menteri koordinator perekonomian era pemerintahan Gus Dur itu menerangkan dalam standar internasional, negara bisa dikatakan resesi jika dalam dua kuartal pertumbuhan ekonominya negatif.
"Nah dia (menkeu) bikin definisi sendiri kuartal II 2020 dengan kuartal II 2019 itulah angka minus 5,32 persen dua kuartal," kata dia.
Rizal Ramli memperkirakan pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi masih negatif.
"Kuartal III akan negatif karena belum ada tanda-tanda perbaikan dari sisi kebijakan dan sebagainya," kata dia.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia belum masuk ke dalam jurang resesi ekonomi, meski pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Baca Juga: Rizal Ramli Ungkap Cara Tangani Krisis, Gus Dur Pernah Dibujuk Lakukan Ini
"Sebetulnya kalau dilihat secara year on year (yoy), belum (resesi) karena ini pertama kali Indonesia mengalami kontraksi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (5/8/2020).
Dikatakan resesi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali negatif pada kuartal selanjutnya.
"Yang disebutkan tadi pertumbuhan quarter-to-quarter biasanya yang dilihat resesi adalah secara yoy dua kuartal berturut-turut," katanya.