Dharma Samudera Fishing Industries Optimis Semester II Raup Keuntungan

Rabu, 19 Agustus 2020 | 14:26 WIB
Dharma Samudera Fishing Industries Optimis Semester II Raup Keuntungan
RUPST PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk perusahaan produk ikan beku atau frozen seafood optimis bisa meraih laba pada semester II 2020 setelah perseroan melihat adanya perbaikan pada awal semester II 2020.

Direktur Utama PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, Ewijaya mengatakan, perbaikan itu terlihat dari sisi penjualan yang mulai naik, meski belum berbalik ke kondisi normal.

"Semester II kita sangat optimis akan terjadi perbaikan terhadap semester I jadi yang kita harapkan perseroan bisa mempertahankan profitabilitas di semester II. Cuma angka besarannya kita belum tahu detail, karena kita sedang mengassest tiap minggu prospek penjualan," ujar Ewijaya dalam RUPST di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Ewijaya menyebut, bisnis perseroan sangat terpukul dengan adanya pandemi covid-19. Bahkan, pandemi ini membuat penjualan secara tiba-tiba merosot, sehinga menyebabkan perseroan alami rugi Rp 8,07 miliar.

Baca Juga: Disambar Ikan Makerel Seberat 18 Kg, Pemancing 56 Tahun Ini Tewas

"Struktur biaya perusahaan dalam waktu tertentu kita ada yang variable, tapi pandemi terjadi secara tiba-tiba dalam tiga bulan tak bisa mengubah semua struktur menjadi variable, tentu saja masih ada cost dalam bentuk fix, sehingga penurunan penjualan mau tak mau menimpa laba rugi perusahaan," jelas dia.

Namun begitu, Ewijaya menyebut, perseroan telah memiliki strategi untuk menghadapi pandemi ini. Salah satunya, melakukan efisiensi biaya dalam segala hal.

Selain itu, perusahaan juga berusaha untuk mencari pangsa pasar baru dengan mencoba merambah ke Arab Saudi hingga China.

Untuk diketahui, pangsa pasar produk DFSI mayoritas masih diekspor ke Amerika Serikat sebesar 66 persen, kemudian Eropa 15 persen, Jepang 7 persen, Australia 6 persen, dalam negeri 5 persen dan negara lainnya 1 persen.

"Kalau Saudi Arabia kita menunggu aproval perizinan, mungkin dalam 1-2 bulan ini kita sudah dapat. Pasar China masih penjajakan, kalau Hong Kong kita sudah ekspor, China target kita melakukan penjualan," pungkas dia.

Baca Juga: Kanye West Unggah Desain Terbaru Sepatu Yeezy, Diejek Mirip Tulang Ikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI