Suara.com - Harga emas melonjak lebih dari 1 persen untuk kembali lagi ke level 2.000 dolar AS per Ounce karena dolar AS jatuh ke posisi terendah dan imbal hasil US Treasury berdetak lebih rendah, sementara investor menunggu risalah pertemuan terakhir The Fed.
Mengutip CNBC, Rabu (19/8/2020) harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi 2.004,21 dolar AS per ounce setelah menembus level tertinggi satu pekan 2.014,97 dolar AS per ounce.
Sedangkan emas berjangka patokan Amerika Serikat ditutup menguat 0,7 persen menjadi 2.013,1 dolar AS per ounce. Indeks Dolar AS mencapai level terendah sejak Mei 2018 dan imbal hasil US Treasury AS 10-tahun bergerak lebih rendah.
Emas berbalik arah dari awal sesi, ketika harga sempat berubah negatif setelah indeks acuan S&P 500 mencapai rekor tertinggi. Kini, investor menunggu risalah pertemuan terakhir Federal Reserve, yang dijadwalkan pada Rabu.
Baca Juga: Usai Libur Panjang, Harga Emas Antam Naik Rp 20.000 per Gram
Harga emas melonjak 32 persen tahun ini karena stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya memicu kekhawatiran inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, Presiden Donald Trump ingin bergerak maju dengan lebih banyak bantuan ekonomi di tengah pandemi virus corona.
Di antara logam lainnya, perak melesat 2,2 persen menjadi 28,01 dolar AS per ounce setelah melambung sebanyaknya 3,8 persen. Platinum naik 1,1 persen menjadi 960,39 dolar AS sementara palladium turun 0,2 persen menjadi 2.195,78 dolar AS per ounce.