“Kalau untuk sehari-hari dari dagang toge dan tempe cukup, tapi untuk yang lain harus menutup utang saya kesulitan. Pikiran harus jalan, yasudah saya jadi kuli dengan bayaran Rp 50.000 per hari saya jalani dengan keterbatasan apapun itu,” ucapnya.
Ternyata dengan menjadi kuli, menjadi jalan pembuka rezeki Sugiyanto dan keluarganya. Di dekat tempatnya bekerja sebagai kuli, ada sebuah usaha produksi rumahan tempe sagu yang membuatnya tertarik untuk menekuninya.
Sugiyanto memberanikan diri untuk bertanya proses pembuatan, untuk kemudian ia praktikkan di rumah. Namun praktik membuat tempe sagu yang dijalankan Sugiyanto tak semudah yang dibayangkan. Dengan berbagai uji coba resep selama satu bulan, Sugiyanto baru menemukan resep yang pas untuk hasil produknya.
Ia pun memberanikan diri menawarkan ke warung kecil dengan produksi yang masih terbatas. Untuk menambah produksinya, Sugiyanto berinisiaitif mengajukan diri ke Baznas setelah mendapatkan informasi dari salah seorang rekannya.
Baca Juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin Bayar Zakat Online ke Baznas
“Sebelum mendapat bantuan Baznas, saya menumpang mertua, tidur di ruangan 2 x 1,5 meter dengan istri dan enam anak di sebuah tempat tinggal bedeng semi permanen di daerah Pulo Gadung,” katanya.
Setelah mendapatkan bantuan modal dari Baznas, Sugiyanto memutuskan mengontrak tempat baru untuk mengembangkan usahanya. Dari sebelumnya belum memiliki kendaraan operasional, perlahan Sugiyanto mampu memiliki untuk memasarkan produknya.
Selain bantuan modal, Sugiyanto juga mendapat pendampingan dari Baznas, mulai dari kemasan, hingga cara pemasaran secara online.
“Pokoknya saya dituntun oleh Baznas, bagaimana agar produk unggulan saya terlihat menonjol, unggul, dan laku di pasaran. Makanya saya manfaatin banget pendampingan ini untuk kemajuan usaha saya,” katanya.
Secara perlahan, ekonomi keluarga Sugiyanto pun mengalami peningkatan. Pelan-pelan ia mampu memenuhi kebutuhan pendidikan empat anaknya.
Baca Juga: Musim Bansos, Bantuan Baznas Dimasukan Tas Foto Bupati dan Wabup Pandeglang
Dengan memaksimalkan media online yang ada, Sugiyanto kini justru kewalahan memenuhi pesanan yang ada.