Bermodal Baca Buku Gratisan, Petani Melon Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Selasa, 18 Agustus 2020 | 16:45 WIB
Bermodal Baca Buku Gratisan, Petani Melon Ini Raup Omzet Ratusan Juta
Suprianto seorang petani melon. (Foto: Riauonline.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buku saat ini masih dibutuhkan masyarakat. Banyak orang membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuannya. Hal itu yang dilakukan oleh Suprianto seorang petani melon.

Supriyanto meluangkan waktunya untuk bergegas ke toko buku, bukan untuk membeli justru hanya untuk menumpang baca buku soal pertanian. Semua buku terkait teknik bercocok tanam tak luput dari tatapannya dan ia mempraktekan teori tersebut.

Pria yang tinggal di Kota Pekanbaru, Riau ini memilih bercocok tanam buah karena, selama ini ia hanya menanam berbagai macam sayuran hortikultura seperti bayam, kangkung, selada dan lain sebagainya. Sehingga ia tertantang dan mencari tahu terkait cocok tanam.

"Saya tidak tahu ilmu atau teori yang tepat untuk budidaya melon, tetapi dulu belum ada google. Sehingga hampir setiap hari minggu saya luangkan waktu untuk numpang baca buku di Gramedia karena kalau mau beli bukunya kan mahal dan banyak," ujar Supriyanto seperti dilansir dari Riauonline.co.id, Selasa (18/6/2020).

Baca Juga: Gampang Banget, Ini Tips Pilih Semangka dan Melon yang Sudah Matang

Setelah mendapatkan ilmu, pria yang akrab disapa Anto ini mulai serius membudidayakan tanaman melon sejak tahun 2015.

Proses budidaya melon sama seperti tanaman lainya. Mulanya dilakukan pembukaan lahan untuk pesiapan tanam.

Setelah penanaman, perawatan dilakukan dengan memberikan pupuk, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, disiram dan dilakukan pengamatan untuk seleksi buah.

Seleksi buah dilakukan agar buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

Buah yang dipertahankan idealnya berada di cabang ke 8 hingga 13. Buah pada cabang tersebut menghasilkan buah yang lebih manis, memiliki rongga lebih sempit dan buah tidak akan menyentuh tanah atau mulsa sehingga mengurangi risiko busuk. Satu tanaman maksimal dua buah yang dipertahankan.

Baca Juga: Nagita Slavina Klarifikasi Soal Pakai Tabung Gas Melon 3 Kg

Setelah seleksi buah dengan ukuran sebesar telur ayam maka perawatan akan fokus ke pemupukan buah. Seperti untuk pembesaran buah, daya tahan buah dan memaniskan buah.

Pekanbaru memiliki daerah dataran rendah dengan iklim yang cukup panas sehingga umur panen melon yang seharusnya 70-75 hari bisa dipanen umur 60-70 hari setelah tanam.

Para pedagang biasanya tidak mau buah yang masak di batang karena akan mempersingkat masa simpan.

Hama yang paling meresahkan adalah lalat buah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang yaitu bercak kuning. Kendala yang paling berpengaruh selain hama dan penyakit adalah iklim cuaca.

Tanaman melon lebih bagus hasilnya saat musim kemarau karena kebutuhan air bisa diatur meski butuh tenaga dan waktu yang lebih.

Kelebihan air ketika musim hujan dapat mengakibatkan tanaman tergenang, menyebabkan akar membusuk dan buah pecah sehingga menurunkan kulitas dan kuantitas hasil panen.

Selain itu, musim hujan juga mengundang bakteri dan jamur penyebab berbagai macam penyakit tanaman.

"Saya pernah mengalami gagal panen 50 persen karena hujan lebat seminggu sebelum panen," keluhnya.

Musim tanam harus diselingi tanaman lain di lahan yang sama setelah panen sebagai upaya memutus rantai hidup hama dan penyakit tanaman melon.

"Lahan tanaman melon tidak boleh ditanaman berturut-turut, setelah panen lahan harus ditanam komoditi tanaman lainnya seperti jagung," imbuhnya.

Namun semenjak tahun 2018, Anto mulai berkomitmen untuk menjalankan pertanian organik. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan berbagai macam bahan kimia sebagai pupuk dan pestisida.

Alasan utamanya untuk kesehatan, menjaga keseimbangan ekosistem, menjaga kualitas kesuburan tanah dan biaya yang lebih irit.

Pupuk kimia yang digunakan terus-menerus akan membuat tanah menjadi keras. Pupuk organik cenderung memperkaya biota (makluk kecil) tanah.

Pestisida kimia akan mempengaruhi kesehatan konsumen dan merusak keseimbangan ekosistem karena pestisida kimia cenderung memberantas populasi hama. Pestisida organik cenderung mengusir dan mengurangi intensitas penyerangan.

Hasil panen melon biasanya dipasarkan ke para pengepul di Pekanbaru, Padang, Medan dan Batam. Saat ini ia sudah bekerjasama dengan Indomaret. Jenis Melon yang dibudidayakan yaitu melon putih (sky), kuning (rock) dan golden (kinanty).

Melon putih dan kuning memiliki harga Rp 4.500 – 6.500. Melon golden Rp 10.000 - 12.000. Produksi melon yang dihasilkan sekitar 16 ton per hektar.

"Jika saya tanam setengah hektar melon golden saja, saya bisa menghasilkan 8 ton maka penghasilan yang didapat sekitar Rp 80 juta," ungkap Anton.

Anto pun berharap ingin memiliki lahan sendiri karena saat ini hanya menumpang dan sewa lahan sehingga ia bebas bisa terus menjalankan pekerjaannya sebagai seorang petani.

Selain itu, ia juga berharap pemerintah untuk lebih peka kepada petani. Anto ingin ada sosialisasi, pelatihan dan bantuan untuk para petani konvensional agar pertanian di Indonesia bisa maju mengikuti perkembangan zaman.

"Selagi dunia ini belum berakhir maka manusia masih butuh makan, mungkin saat ini banyak generasi muda yang memandang sebelah mata pertanian, tapi nyatanya jika tidak ada pertanian tidak ada kehidupan," tukas dia.

Berita ini sebelumnya dimuat Riauonline.co.id jaringan Suara.com dengan judul "Berawal Dari Menumpang Baca, Anto Raup Rp 80 Juta Per 60 Hari Dari Melon"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI