Bermodal Baca Buku Gratisan, Petani Melon Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Selasa, 18 Agustus 2020 | 16:45 WIB
Bermodal Baca Buku Gratisan, Petani Melon Ini Raup Omzet Ratusan Juta
Suprianto seorang petani melon. (Foto: Riauonline.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pekanbaru memiliki daerah dataran rendah dengan iklim yang cukup panas sehingga umur panen melon yang seharusnya 70-75 hari bisa dipanen umur 60-70 hari setelah tanam.

Para pedagang biasanya tidak mau buah yang masak di batang karena akan mempersingkat masa simpan.

Hama yang paling meresahkan adalah lalat buah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang yaitu bercak kuning. Kendala yang paling berpengaruh selain hama dan penyakit adalah iklim cuaca.

Tanaman melon lebih bagus hasilnya saat musim kemarau karena kebutuhan air bisa diatur meski butuh tenaga dan waktu yang lebih.

Baca Juga: Gampang Banget, Ini Tips Pilih Semangka dan Melon yang Sudah Matang

Kelebihan air ketika musim hujan dapat mengakibatkan tanaman tergenang, menyebabkan akar membusuk dan buah pecah sehingga menurunkan kulitas dan kuantitas hasil panen.

Selain itu, musim hujan juga mengundang bakteri dan jamur penyebab berbagai macam penyakit tanaman.

"Saya pernah mengalami gagal panen 50 persen karena hujan lebat seminggu sebelum panen," keluhnya.

Musim tanam harus diselingi tanaman lain di lahan yang sama setelah panen sebagai upaya memutus rantai hidup hama dan penyakit tanaman melon.

"Lahan tanaman melon tidak boleh ditanaman berturut-turut, setelah panen lahan harus ditanam komoditi tanaman lainnya seperti jagung," imbuhnya.

Baca Juga: Nagita Slavina Klarifikasi Soal Pakai Tabung Gas Melon 3 Kg

Namun semenjak tahun 2018, Anto mulai berkomitmen untuk menjalankan pertanian organik. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan berbagai macam bahan kimia sebagai pupuk dan pestisida.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI