Babak Belur Kena Corona, Pengusaha Bus Wisata: Perpanjang Relaksasi Kredit

Senin, 17 Agustus 2020 | 12:19 WIB
Babak Belur Kena Corona, Pengusaha Bus Wisata: Perpanjang Relaksasi Kredit
Petugas meninjau bus yang terparkir di salah satu pool bus pariwisata di kawasan Tanjung Barat, Jagakarsa Jakarta, Selasa (28/7/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perkumpulan Transportasi Wisata Indonesia (PTWI) sangat terdampak virus corona. Sebab, akibat tempat wisata yang tutup membuat 90 persen dari total armada bus pariwisata tak beroperasi.

Ketua Umum PTWI Yuli Sayuti mengungkapkan, saat ini terdapat 1.200 perusahaan angkutan pariwisata yang mengoperasikan hampir belasan ribu kendaraan.

"Akhir-akhir ini pandemi tidak menyusut malah bertambah mengakibatkan kamis semakin terpuruk terjadi PHK di bidang angkutan wisata," ujar Yuli dalam keterangannya, yang ditulis Senin (17/8/2020).

Dengan banyak yang tak beroperasinya armada bus itu, Yuli mengaku perusahaan terancam gagal bayar terutama cicilan kendaraan.

Baca Juga: Bisnis Bus Pariwisata Anjlok Terdampak Pandemi

Maka dari itu, ia meminta, kepada pemerintah untuk memperpanjang kebijakan relaksasi cicilan kendaraan.

"Kalau kemarin mendapatkan relaksasi penangguhan pembayaran cicilan selama 6 bulan dari Maret hingga September dan Oktober," ujar dia.

"Ini mudah-mudahan bisa menyuarakan kepada pemerintah lagi. Kami menginginkan stimulus sama dengan angkutan lainnya," sambung Yuli.

Sementara itu, pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali menyebut, sektor usaha transportasi darat terdampak berat akibat pandemi Covid-19.

Misalnya pada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), tamnbah dia, volume penumpang baru sekitar 25-30 persen dari kondisi normal.

Baca Juga: Wisatawan Mulai Berdatangan ke Jogja, Pemkot Bakal Perketat Pengawasan

"Sekarang saja PHK sudah 50 persen apalagi kalau kondisinya seperti ini terus. Dan untuk divisi di saya yang wisata juga sama sekali tidak jalan," kata Steven.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI