Suara.com - Presiden Joko widodo (Jokowi) menargetkan tingkat kemiskinan masih satu digit pada tahun 2021. Ia memperkirakan kemiskinan berada di kisaran 9,2-9,7 persen.
"Tingkat kemiskinan di kisaran 9,2-9,7 persen, dengan menekankan pada penurunan kelompok kemiskinan ekstrem," ujar Jokowi dalam Nota Keuangan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Kamis (14/8/2020).
Sedangkan pada tingkat pengangguran, Mantan Walikota Solo ini juga menargetkann bisa satu digit pada 2021 di kisaran 7,7-9,1 persen.
"Sementara, tingkat ketimpangan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95," ucap dia.
Baca Juga: Jokowi Siapkan Rp 356,5 Triliun untuk Pulihkan RI dari Hantaman Corona
Dalam mencapai target tersebut, Jokowi telah anggarkan sebesar Rp 419,3 triliun untuk perlindungan sosial pada 2021.
Anggaran itu diarahkan untuk percepatan pemulihan sosial dan mendukung reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap.
Adapun, langkah perlindungan sosial dilakukan melalui bantuan pada masyarakat melalui program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, dan kartu pra kerja.
"Kami juga mendorong program reformasi perlindungan sosial yang komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging population," jelas dia.
Menurut Jokowi, pihaknya akan menyempurnakan data terpadu DTKS dan perbaikan mekanisme penyaluran program perlindungan sosial, serta penguatan monitoring dan evaluasi.
Baca Juga: Mimpi Jokowi Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh Hingga 5 Persen di 2021
"Reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap ini sangat penting dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di tahun 2024," tukas dia.