Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah akan menghabiskan seluruh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 yang sebesar Rp 2.700 triliun lebih.
Hal tersebut demi menyelamatkan ekonomi Indonesia yang tertekan akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Hingga pertengahan tahun, kata Ketua Umum Partai Golkar ini pemerintah sudah membelanjakan kas negara mencapai Rp 1.000 triliun.
"Sampai Juli kemarin sudah membelanjakan Rp 1.000 triliun sehingga dalam kuartal III dan kuartal IV itu kita diharapkan bisa membelanjakan Rp 1.700 triliun di mana, Rp 700 triliun di kuartal III dan Rp 1.000 triliun ada di kuartal IV," kata Airlangga dalam webinar Rakornas Apindo, Rabu (12/8/2020).
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Nyungseb Gara-gara Orang Kaya Malas Belanja
Airlangga menuturkan sata-satunya instrumen penyelamat ekonomi adalah dengan memaksimalkan belanja negara, mengingat sektor lain tidak bisa diharapkan karena mendapatkan tekanan yang luar biasa dari Covid-19.
Makanya kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pembantunya untuk bergerak cepat memacu belanja agar pertumbuhan ekonomi bisa memasuki zona positif.
"Bapak Presiden mendorong belanja di setiap kementerian dipacu. Karena kalau ini dipacu kita harapkan bisa masuk ke jalur positif," jelasnya.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pemerintah akan maksimal berperan dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Caranya dengan memastikan Kementerian/Lembaga (K/L) mempercepat belanja dan mempersiapkan estimasi pencairan anggaran per bulan.
Baca Juga: Ekonomi RI Nyungseb Gara-gara Orang Kaya Malas Belanja
“Kemenkeu siap mengadakan cash-nya dan kegiatan harus berjalan semua apalagi kegiatan berupa padat karya, perlindungan sosial, UMKM," ungkapnya pada dalam sebuah webinar, Rabu (12/8/2020).
Belanja pemerintah dinilai masih lambat. Ini dibuktikan dengan masih kecilnya angka penyerapan anggaran di enam sektor utama Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sektor kesehatan masih menyerap 7,93 persen, perlindungan sosial 42,31 persen, Sektoral dan Pemda 8,01%, UMKM 26,33 persen, Pembiayaan Korporasi 0 persen, dan Insentif Usaha 13,43 persen.
Dalam situasi ini, Pemerintah, sebagaimana disampaikan oleh Wamenkeu, ingin menyerap seluruh defisit yang disiapkan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya Kementerian/Lembaga diminta berhemat, untuk tahun ini Pemerintah ingin total anggaran belanja pemerintah sebesar Rp 2.739,2 triliun dapat seluruhnya direalisasikan untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga dan empat tahun 2020.
“Sekarang dalam mode mengejar pencairan,” kata Wamenkeu.
Lebih lanjut, Ia menambahkan meski dalam mode mengejar pencairan, standar biaya tetap di cek.