Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa ini bisa berpotensi berbalik menguat terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, sentimen positif kelihatan masuk kembali ke aset berisiko pagi ini dengan indeks saham Asia bergerak menguat pagi ini.
Hal itu, lanjut Ariston, dilihat dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat kembali menguat yang artinya pasar mulai kembali ke aset berisiko.
Menurut Ariston, pasar mungkin sedang merespon positif sinyal pemulihan ekonomi yang terjadi di China, demikian juga di AS.
Baca Juga: Data Ekonomi Membaik, Rupiah Menguat ke Level Rp 14.697 per Dolar AS
Di sisi lain, China kemarin merilis data indeks harga konsumen atau CPI bulan Juli yang melebihi perkiraan yang mengindikasikan pemulihan permintaan di China.
Sementara AS telah merilis data tenaga kerja di akhir pekan dan data jumlah lowongan pekerjaan semalam yang juga lebih bagus dari perkiraan. Hasil ini juga menunjukkan potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Rupiah berpotensi menguat hari ini dengan kisaran support di Rp 14.550 dan resisten di Rp 14.700," ujar Ariston dalam riset hariannya, Selasa (11/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg pergerakan rupiah pada Senin (10/8/2020) berada di level Rp 14.580 per dolar AS. Level itu menguat dibanding pergerakan Jumat pekan sebelumnya sebelumnya di level Rp 14.647 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Senin kemarin berada di level Rp 14.750 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Jumat pekan sebelumnya yang di level Rp 14.647 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Bakal Menguat Mengikuti Hasil Data Ekonomi Manufaktur yang Membaik