Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada Awal pekan ini bisa berpotensi melemah terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, kekhawatiran pasar yang berlanjut dari akhir pekan kemarin seperti kisruh hubungan AS dan Tiongkok, deadlock paket stimulus kedua AS dan penularan virus covid-19 yang masih terus meningkat mendorong rupiah melemah.
Hal ini menunjukkan permintaan aset aman cukup tinggi dan bisa mengindikasikan kekhawatiran di pasar keuangan meningkat.
Ariston mengungkapkan, pasar khawatir dengan gangguan pemulihan ekonomi global karena pandemi yang masih belum bisa dikendalikan dan hubungan AS dan Tiongkok yang merenggang.
Baca Juga: Stimulus Ekonomi AS Diprediksi Bikin Rupiah Menguat
"Rupiah berpotensi melemah hari ini di kisaran Rp 14.550 - Rp 14.700," ujar Ariston dalam riset hariannya, Senin (10/8/2020).
Namun di sisi lain, data tenaga kerja AS yang lebih bagus dari ekspektasi pasar seperti data Non Farm Payrolls dan data tingkat pengangguran yang dirilis Jumat malam bisa membantu penguatan rupiah, karena data yang bagus ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Berdasarkan data Bloomberg pergerakan rupiah pada Jumat pekan Kemarin (7/8/2020) berada di level Rp 14.625 per dolar AS. Level itu melemah bila dibandingkan pergerakan Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.585 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.647 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.587 per dolar AS.
Baca Juga: Sekap Pemilik Rumah, Perampok Bawa Kabur Uang Ratusan Juta Rupiah di Jaktim