Suara.com - Harga emas terus mencatat rekor baru pada Rabu (5/8/2020), setelah melampaui level 2.000 dolar AS untuk pertama kalinya dalam sejarah. Emas meroket karena depresiasi dolar dan penurunan imbal hasil obligasi Amerika mendorong investor untuk menimbun logam safe-haven itu.
Mengutip CNBC, Kamis (6/8/2020) emas sudah melonjak 34 persen sepanjang tahun ini dan merupakan salah satu aset berkinerja terbaik pada 2020.
Para investor membeli emas dalam jumlah besar yang diharapkan akan mempertahankan nilainya ketika pandemi virus korona memukul pasar.
Menembus di atas 2.000 dolar AS untuk pertama kalinya, Selasa, dan mencapai level tertinggi yang baru 2.055,10 dolar AS per ounce, sehari berselang, harga emas di pasar spot mencatatkan kenaikan 0,9 persen menjadi 2.035,79 dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas Antam Makin Menggila, 1 Gram Tembus Rp 1.048.000
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi 2.070,30 dolar AS dan ditutup melambung 1,4 persen menjadi 2.049,30 dolar AS per ounce.
Investor khawatir stimulus ekonomi yang digelontorkan sebagai respons terhadap pandemi virus korona akan memicu inflasi yang akan menurunkan nilai aset lainnya. Imbal hasil riil obligasi AS turun tajam, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil lebih menarik.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun yang disesuaikan dengan inflasi turun menjadi minus 1,06 persen dari sekitar 0,1 persen pada awal tahun.
Harga perak juga melonjak, melesat sebanyaknya 4,3 persen menjadi 27,13 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak April 2013 dan terakhir meningkat 2,8 persen menjadi 26,73 dolar AS per ounce.
Perak melambung 50 persen sepanjang tahun ini, bahkan mengungguli emas.
Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah, Harga Emas Tembus 2.000 Dolar AS
Logam lainnya, platinum melambung 2,7 persen menjadi 962,63 dolar AS per ounce dan paladium 1,6 persen lebih tinggi menjadi 2.173,49 dolar AS per ounce.