Penjualan Motor dan Mobil Ambles 90 Persen di Kuartal II 2020

Rabu, 05 Agustus 2020 | 13:43 WIB
Penjualan Motor dan Mobil Ambles 90 Persen di Kuartal II 2020
Ilustrasi penjualan kendaraan. Shutterstock
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kondisi perekonomian nasional pada kuartal II begitu suram. Lihat saja data penjualan mobil dan motor pada periode tersebut yang hancur akibat Covid-19.

Penjualan mobil turun hampir 90 persen sementara motor 80 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Penjualan mobil secara wholesale juga hanya mencapai 24.042 unit turun 89.85 persen qtq (kuartal) dan turun 89,44 persen yoy ini akan pengaruh kepada perdagangan dan konsumsi rumah tangga terutama kelas menengah atas," kata Kecuk dalam konfrensi pers melalui video teleconference, Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Sementara penjualan sepeda motor secara wholesale juga mengalami penurunan mencapai 80,06 persen secara kuartalan dan 79.7 persen secara tahunan.

Baca Juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen

"Penjualannya hanya mencapai 313,625 unit," katanya.

Begitu juga dengan produksi semen, dimana pada triwulan II produksinya mencapai 12,68 juta ton, angka ini turun 18,8 persen secara kuartal dan 9,08 secara tahunan.

"Pengadaaan semen juga turun 15,09 persen dan 7,69 yoy ini akan berdampak pada sektor konstruksi," ucapnya.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di triwulan II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni di angka 5,07 persen.

Baca Juga: Apakah Asuransi Mobil Mengganti Kaca Pecah Akibat Tindak Kejahatan?

Dirinya menjelaskan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada triwulan II 2020 sebesar Rp 2.589,6 triliun.

"Kalau dibandingkan dengan kuartal I 2020, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 4,19 persen," ujarnya.

Sementara itu, kumulatifnya pada semester I 2020 mencapai 1,26 persen.

Pandemi Covid-19 kata dia benar-benar meluluhlantakkan ekonomi nasional, karena hampir seluruh kegiatan ekonomi terhenti karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kita bisa melihat semua negara pada triwulan kedua mengalami kontraksi yang sama," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI