Alfindra mencatat dalam risetnya bahwa fitur GoBiz adalah yang paling dirasakan manfaatnya oleh para mitra GoFood selama pandemi. Sementara itu, fasilitas yang paling dirasakan manfaatnya selama pandemi adalah beragam promosi yang diberikan oleh GoFood.
“Selain teknologi, ada dukungan pelatihan dan pendampingan. Jadi ada hal-hal spesifik yang dipikirkan [Gojek] untuk membuat mitranya bertahan. Ini karena ada pemikiran jika mitranya tidak bisa bertahan, Gojek pun tidak akan bisa bertahan,” lanjutnya.
Dari dukungan berupa pelatihan dan pendampingan, Alfindra mengatakan jika mitra yang baru bergabung saat pandemi, yang mewakili 41% responden yang disurvei, mengakui adanya peningkatann keterampilan dalam berjualan online, inovasi pemasaran, pemanfaatan media sosial dan rekapitulasi transaksi online.
Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw menambahkan jika ekosistem Gojek ini terus bertumbuh sehingga berkontribusi positif terhadap ketahanan ekonomi masyarakat, terutama UMKM.
Baca Juga: Wabah Covid-19, Studi UI Temukan Perilaku Gotong-royong di Gojek
Bahkan hal ini dinilai dia dapat meredam dampak buruk dari perlambatan ekonomi nasional yang terdampak wabah Covid-19.
“Ekosistem Gojek ini berkembang semakin jauh, menghubungkan banyak orang. Mereka yang masuk ke ekosistem Gojek mengaku omzetnya meningkat,” tukas Paksi.
LD FEB-UI mencatat pandemi Covid-19 berdampak buruk pada UMKM, di mana sebagian besar UMKM mengakui kehilangan setengah dari penghasilannya.
Namun digitalisasi UMKM melalui platform seperti Gojek ini telah mampu meningkatkan daya tahan usaha di tengah krisis pandemi Covid-19 serta mendorong adaptasi teknolosi oleh UMKM tradisional menujuk UMKM digital.
Bahkan kehadiran Gojek ini tidak hanya bermanfaat bagi mitra UMKM-nya saja namun juga mereka yang secara tidak langsung terhubung dengan ekosistem tersebut.
Baca Juga: Di Gojek Ibu Rumah Tangga Cari Penghasilan Alternatif di Era Covid-19
Pada tahun 2019, ekosistem Gojek ini mampu menyumbang Rp 104,6 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 87,1 triliun dikontribusikan secara langsung dari ekosistem Gojek dan sisanya Rp 17,5 triliun merupakan kontribusi tidak langsung melalui dampak multiplier yang diperoleh dari luar ekosistem tersebut.