Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) menargetkan bisa meraih laba bersih di atas Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah dipatok sebesar Rp 1,1 triliun.
Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury menyatakan, pihaknya optimis bisa meraih laba bersih di atas RBB, sebab pada semester I 2020 perseroan telah mencatatkan laba sebesar Rp 768 miliar.
"Kalau melihat RBB kita ada dikisaran Rp 1,1 triliun yang masuk ditahun ini. Tapi melihat kondisi semester pertama sudah Rp 768 miliar kita optimis revisi bisa melampaui dari angka itu. Kalau melihat di triwulan-triwulan yang sudah ada kita yakin bsa melampaui," ujar Pahala dalam konferensi pers secara virtual, Senin (3/8/2020).
Menurut Mantan Direktur Keuangan Pertamina, untuk mencapai target laba tersebut, Bank BTN terus melanjutkan strategi 5 Fokus dan 8 Inisiatif.
Baca Juga: Pengajuan KPR di BTN Mulai Kembali Bergairah
Adapun strategi tersebut yaitu perseroan terus terus memupuk pencadangan, likuiditas, sambil memacu bisnis dengan asas kehati-hatian di masa pandemi sesuai dengan delapan inisiatif perseroan.
"Dengan strategi tersebut, bisnis Bank BTN diyakini masih akan terus bertumbuh dan mencetak laba di semester II/2020 nanti," ucap dia.
Selain itu, lanjutnya, adanya pelonggaran PSBB, telah mendorong segala sektor, sehingga menopang bisnis Bank BTN. Apalagi penempatan dana dari pemerintah ikut membantu penyaluran kredit Bank BTN.
"Akhir Juni likuiditas juga mulai membaik, ini karena kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan. Kami juga mendapat dana dari pemerintah yang ditempatkan di BTN sebesar Rp 5 triliun. Kondisi likuiditas kita membaik. Rasio CAR (modal) juga membaik," ungkapnya.
Selain laba, Pahala juga menargetkan penyaluran kredit lebih tinggi dibandingkan dengan akhir tahun lalu yaitu bisa tumbuh sekitar 4-5 persen hingga akhir tahun.
Baca Juga: Semester I 2020, Laba BTN Anjlok 40 Persen Dibanding Tahun Lalu
"Kredit saya rasa bisa tumbuh 4-5 persen di 2020. Saat ini kondisi likuiditas dipasar membaik secara umum. Memang terjadi perlambatan permintaan kredit baru, tapi likuiditas di market ada perbaikan," tutup Pahala.